• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

RMINU Kecam Kekerasan pada Siswa Boarding School di Trenggalek

RMINU Kecam Kekerasan pada Siswa Boarding School di Trenggalek
Ilustrasi tindakan kekerasan pada siswa. (Foto: Ilustrasi/ Pinterest)
Ilustrasi tindakan kekerasan pada siswa. (Foto: Ilustrasi/ Pinterest)

Trenggalek, NU Online Jatim

Salah satu oknum guru Boarding School di Kabupaten Trenggalek berinisial MDP (17) diduga telah menganiaya dua siswanya, GD (14) dan LM (15), hingga mengalami patah tulang.


Peristiwa ini memantik respons Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Trenggalek, Agus Akifun Nuha. Ia menyayangkan terjadinya aksi kekerasan tersebut. Menurutnya, apapun alasan dan motifnya, kekerasan tidak dapat dibenarkan, baik dalam ajaran Islam ataupun agama lainnya.


"Kami sangat menyayangkan dan sangat mengecam terjadinya kekerasan dalam bentuk apapun, karena kita tahu anak-anak itu dititipkan untuk mendapatkan pendidikan baik secara perilaku atau ucapan," ungkap Agus Akifun Nuha, saat dikonfirmasi, Senin (23/01/2023).


Pihaknya di RMINU Trenggalek sebagai departementasi Nahdlatul Ulama yang membidangi pondok pesantren memberikan pernyataan dan tanggapan secara khusus atas adanya beberapa kejadian yang tidak sepantasnya terjadi di lingkungan pendidikan.


“Kekerasan yang terjadi di salah satu lembaga pendidikan itu bukan berada di bawah naungan RMINU Trenggalek. Karena afiliasi organisasinya memang tidak sepaham, baik sistem maupun ajaran ubudiyah,” terangnya.


Menurut Gus Akif, guru yang harusnya menjadi tuntunan untuk santri-santri, hendaknya menjadi jaminan keamanan bagi anak didiknya di lingkungan sekolah.


“Karena kekerasan bukan menjadi jalan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang bersalah agar tidak mengulangi perbuatannya kembali,” ungkapnya.


Perbedaan Pesantren dan Boarding School
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Parakan Trenggalek ini menggaris bawahi, bahwa pondok pesantren yang berada di bawah naungan NU adalah pondok pesantren yang mengajarkan akhlakul karimah.


“Sebab, dalam kesehariannya selalu dipantau dan diawasi, bahkan diriyadhohi dan ditirakati oleh para kiai,” kata Gus Akif.


Semangat dan ketulusan kiai, menurut Gus Akif, tidak lepas dari ajaran guru-guru yang bersambung ke masyayikh, hingga ke para sahabat sampai Rasulullah SAW. Tentu, langkah kiai berusaha memberikan rasa aman, jaminan keselamatan bagi fisik dan mental santri.


"Oleh karena itu kalau ada pesantren yang tidak diawasi dan tidak ditunggoni (ditunggui) oleh para kiai, tentu itu bukan pesantren ala Nahdlatul Ulama," bebernya.


Gus Akif menyampaikan, wali santri dan Nahdliyin secara umum agar lebih bijak dan berhati-hati dalam memilih pesantren. Karena hari ini begitu banyak label pesantren, akan tetapi di dalamnya tidak mencerminkan pesantren.


"Atau di dalamnya ada oknum-oknum yang tidak terkontrol melakukan kegiatan-kegiatan tindakan yang itu di luar asas pesantren. Makanya, sekali lagi bijaklah dalam memilih pesantren," paparnya.


Sebagai informasi, peristiwa dugaan penganiyaan tersebut terungkap pada Jum'at (20/01/2023) oleh ayah korban. Ia mendapat laporan bahwa anaknya dirawat di rumah sakit dan mengalami patah tulang. Mendengar peristiwa yang menimpa anaknya, ia pun melaporkan ke Polres Trenggalek.


Berhubung terduga pelaku masih berusia 17 tahun, kepolisian tidak bisa menahan dengan pidana. Sementara kondisi korban yang patah tulang, saat ini dirawat di RSUD dr Soedomo Trenggalek. Pihak dokter masih memantau perkembangan pasca operasi untuk pemulihan bagian tulang yang patah.


Matraman Terbaru