• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

71 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia, Jatim 14 Kasus

71 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia, Jatim 14 Kasus
Ilustrasi petugas Pemilu 2024. (Foto: NOJ/ ISt)
Ilustrasi petugas Pemilu 2024. (Foto: NOJ/ ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 masih menyisakan duka bagi para petugas dalam mengawal pesta demokrasi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) melaporkan, ada 71 orang petugas ad hoc yang meninggal saat bekerja pada Pemilu 2024, dan 14 kasus tersebar di Jawa Timur.

 

"Para penyelenggara badan ad hoc, terutama pada peak season yang bebannya berat pada tanggal 14-18 Februari 2024, dalam catatan kami yang meninggal ada 71 orang," kata Ketua KPU Hasyim Asy’ari dalam konferensi pers, Senin (19/02/2024).

 

Mayoritas petugas yang meninggal merupakan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di tingkat tempat pemungutan suara (TPS), yakni 42 orang.

 

Kemudian 24 anggota satuan perlindungan masyarakat (linmas) meninggal saat menjaga keamanan pemungutan dan penghitungan suara.

 

Ada pula 4 anggota panitia pemungutan suara (PPS) di tingkat desa/kelurahan, serta 1 anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang meninggal ketika bertugas.

 

KPU juga mencatat terdapat 4.567 orang petugas yang sakit, terdiri atas anggota KPPS 3.371 orang, PPS tingkat desa/kelurahan 696 orang, linmas 364 orang, dan PPK 136 orang.

 

Pemicu petugas meninggal dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan penyakit jantung adalah penyebab kematian tertinggi yang dialami oleh petugas Pemilu 2024, yakni sebanyak 19 orang, kemudian diikuti oleh penyebab yang masih dikonfirmasi, kecelakaan, dan hipertensi.

 

Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa sebanyak 6,8 juta petugas Pemilu 2024 telah melakukan skrining kesehatan sebelum bertugas. Namun, hanya 6,4 juta orang yang dinyatakan sehat dan tanpa risiko tinggi.

 

"Risiko tingginya itu paling banyak hipertensi. Banyak sekali, masyarakat Indonesia yang terkena hipertensi. Jadi makannya tolong diatur, jangan banyak-banyak garam, gula, dan lemak. Rokok juga kalau bisa dikurangi," imbuh Budi.


Metropolis Terbaru