BEM PTNU Gelar Kongres VIII, Perkuat Konsolidasi dan Satukan Visi
Ahad, 18 Mei 2025 | 13:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Kongres VIII Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Indonesia resmi dibuka di Auditorium Universitas Nurul Jadid, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur pada Jum’at (17/05/2025). Acara ini menjadi momentum besar bagi mahasiswa NU dari seluruh penjuru negeri untuk berkonsolidasi dan menyatukan visi.
Kegiatan bertajuk ‘Merajut Persatuan Mahasiswa Nahdliyin untuk Mendorong Kualitas Pendidikan dan Kemandirian Umat’ berlangsung selama empat hari dari 17 hingga 20 Mei 2025 dengan menghadirkan sekitar 450 delegasi dari berbagai wilayah Indonesia.
Dalam sambutan pembuka, Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Gudfan Arif, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga akhlak dan memperkuat persatuan. Ia menegaskan bahwa kekuatan BEM PTNU bukan hanya terletak pada jumlah anggotanya, tapi pada karakter mahasiswa yang terbentuk dari tradisi pesantren.
“Yang membedakan kita adalah akhlak, karena kita berasal dari pondok pesantren. Kita ini dididik tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga luhur secara budi pekerti,” ujarnya.
Dirinya menyoroti persoalan dualisme yang terjadi di tubuh BEM PTNU. Ia tidak menutup mata atas dinamika yang ada, namun mengajak seluruh elemen untuk kembali kepada semangat ukhuwah dan nilai-nilai ke-NU-an.
“Saya tahu ada dinamika di tubuh BEM PTNU. Tapi perlu diingat, perbedaan itu biasa, yang luar biasa adalah jika kita bisa bersatu. Ini bukan tentang jabatan atau kepentingan, ini tentang masa depan perjuangan kita BEM PTNU,” terangnya.
Menurutnya, BEM PTNU harus tetap berada dalam garis perjuangan yang lurus dan tidak menjadi alat kepentingan politik tertentu. “BEM PTNU tidak boleh berafiliasi kepada partai politik mana pun. Satu-satunya afiliasi kita adalah kepada PBNU. Di situlah garis perjuangan kita,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono turut memberikan orasi kebangsaan dalam sesi pembukaan. Ia menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan bangsa, bukan sekadar pelengkap dalam sistem pendidikan.
“Mahasiswa itu bukan hanya mengisi absen atau mengerjakan tugas. Mereka adalah modal kapital bangsa dan calon pendiri peradaban masa depan,” ungkapnya.
Adhy menekankan bahwa mahasiswa masa kini harus lincah menghadapi era digital. Ia mendorong mahasiswa NU untuk menguasai teknologi dan memanfaatkannya dalam dakwah dan gerakan sosial.
Kongres ini juga menjadi ruang strategis untuk menetapkan arah baru BEM PTNU ke depan melalui agenda-agenda penting seperti pemilihan ketua umum, seminar nasional, diskusi publik, hingga sidang-sidang komisi dan pleno kebijakan.
Penulis: Rizky Imam Mukti
Terpopuler
1
Kader Fatayat NU di Mojokerto Raih Gelar Doktor Predikat dengan Pujian
2
Yusak, Kader GP Ansor Trenggalek Istiqamah Berkhidmat 25 Tahun Berpulang
3
Bacaan Doa Sambut Kepulangan Jamaah Haji ke Tanah Air
4
Membanggakan, Prodi PAI Unugiri Raih Akreditasi Unggul
5
BUMA GP Ansor Resmi Distribusikan 10 Ribu Ton Minyak Residu Sawit
6
KH Imam Qusyairi dan KH Hasan Nailul Ilmi Nakhodai Jatman Situbondo 2025-2029
Terkini
Lihat Semua