• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Cerita Warga Bawean Mengungsi Bareng Anak Usia 3 Bulan Akibat Gempa

Cerita Warga Bawean Mengungsi Bareng Anak Usia 3 Bulan Akibat Gempa
Warga Bawean mengungsi dengan tenda seadanya pasca diguncang gempa bumi beberapa waktu lalu. (Foto: NOJ/ Aminuddin)
Warga Bawean mengungsi dengan tenda seadanya pasca diguncang gempa bumi beberapa waktu lalu. (Foto: NOJ/ Aminuddin)

Gresik, NU Online Jatim

Pasca gempa berkekuatan magnitudo 6.5 di Perairan Tuban-Bawean pada Jumat (22/03/2024) lalu, gempa susulan berulangkali terus dirasakan warga di Pulau Bawean. Sehingga warga memilih mengungsi ke titik paling aman karena trauma dengan peristiwa gempa.

 

Guntur, warga Desa Tambak, Kecamatan Tambak, mengatakan bahwa bila mengingat saat gempa terjadi dirinya merasa sangat panik dan takut, apalagi  gempa sedahsyat tersebut merupakan yang pertama terjadi di Pulau Bawean.

 

"Saya sangat takut sekali saat kejadian gempa yang paling dahsyat kemarin, sehingga banyak warga di sekitar rumah saya mengungsi. Waktu itu saya juga mengungsi ke rumah orang tua, bahkan sesampai di sana orang tua sendiri dan warga sekitar juga mengungsi di tepi hutan," ujarnya kepada NU Online Jatim, Rabu (27/03/2024).

 

Mirisnya, saat mengungsi di tepi hutan itu dirinya bersama anaknya yang baru berusia 3 bulan. Dengan persiapan seadanya, dirinya bersama keluarga dan warga sekitar bermalam di tempat tersebut tanpa tenda.

 

"Saya sangat kasihan sama anak saya yang baru berumur 3 bulan, harus dibawa tidur di hutan. Waktu itu saya tidak tidur semalaman karena menjaganya dan trauma sekali dengan kejadian ini," ucapnya.

 

Untuk itu, bantuan pertama yang ia minta kepada pemerintah atau relawan ialah pengadaan tenda yang layak, tentu selain selimut, makanan, dan lainnya. Hal itu karena dirinya melihat banyak warga yang mengungsi atau bermalam di pengungsian tanpa tenda.

 

Bahkan, hal yang tak terbayangkan bagi Guntur ialah nasib bayi atau anak kecil ketika harus mengungsi di tempat yang kurang layak. "Tak terbayangkan bagaimana nasib para bayi, khususnya yang lebih muda dari anak saya. Sampai saat ini saya dan banyak yang lain belum menerima bantuan tenda," katanya.

 

Sementara itu, Ketua Tim Relawan Bantuan Tanggap Bencana PCNU Bawean, Ustadz Nur Syam mengatakan, berdasarkan asesmen lapangan yang dilakukan, kebutuhan masyarakat saat ini yaitu vitamin, obat-obatan, sembako, tenda, alas, dan dapur umum.

 

"Sementara itu kebutuhan mendesak masyarakat berdasarkan survei ke lapangan," tuturnya.

 

Sebagai informasi, Pulau Bawean menjadi titik lokasi paling terdampak dari peristiwa gempa bumi di Perairan Tuban pada Jumat (22/3/2024) lalu. Mengingat, gempa berkekuatan, magnitudo 6,5 itu hanya berjarak 35 kilometer dengan Pulau Bawean.

 

Akibat peristiwa ini ribuan rumah warga rusak ringan hingga berat, serta sejumlah masjid-mushala dan fasilitas umum lainnya terdampak, bahkan sebagian ambruk rata dengan tanah.

 

Untuk meringankan penderitaan warga terdampak, LAZISNU Bawean terus melakukan penggalangan donasi. Donasi tersebut dapat disalurkan melalui Bank Jatim: 0362247578 (PC LAZISNU BAWEAN) atau Bank BRI: 741501009209538 (LAZISNU BAWEAN), dengan melakukan konfirmasi transfer ke nomor 082112346939.


Metropolis Terbaru