• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Dokter Syifa Sebut Gas Air Mata Berbahaya bagi Komorbid

Dokter Syifa Sebut Gas Air Mata Berbahaya bagi Komorbid
Ilustrasi penggunaan gas air mata. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi penggunaan gas air mata. (Foto: Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim
Anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika mengatakan, penggunaan gas air mata berbahaya bila terkena penderita penyakit kronis dan komorbid.


“Secara umum (gas air mata) tidak mematikan, tapi bisa berdampak fatal bagi yang ada alergi atau komorbid,” ujar dr Syifa, dikutip dari NU Online, Selasa (11/10/2022).


Diketahui, penggunaan gas air mata belakangan ini jadi sorotan karena dipakai polisi untuk menghalau suporter yang turun ke lapangan usai laga Arema FC kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu. Ratusan orang pun dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan itu dan hingga kini tengah diselidiki penyebabnya.


Disebutkan oleh dr Syifa, gas air mata senyatanya dapat menimbulkan sesak nafas dan iritasi pada mata atau kulit. “Apalagi misal konsentrasi zat iritan di dalam gas air mata itu tinggi,” ungkap pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) ini.


Ia menjelaskan, orang yang mempunyai alergi pernafasan bisa kambuh jika menghirup gas air mata. Bahkan, bisa sampai menimbulkan kematian jika penyakitnya tersebut mencapai tahap kronis.


“Pun jika terkena kulit, efek jangka panjangnya bisa berakibat kanker kulit,” kata dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar, Malang ini.


Dalam konteks tragedi Kanjuruhan, lanjut dr Syifa, banyaknya korban meninggal dunia adalah karena kepanikan dan kurangnya oksigen. Kendati demikian, kepanikan terjadi lantaran pelepasan gas air mata oleh aparat keamanan, dan tingginya konsentrasi zat kimia yang digunakan menyebabkan oksigen yang terhirup berkurang.


“Sebetulnya kan penyebab kematian terbesar itu karena kekurangan oksigen atau trauma kepala akibat terjatuh dan terinjak. Namun itu semua tidak terlepas dari efek tembakan dari gas air mata,” tegasnya.


Efek Gas Air Mata
Gas air mata mampu menimbulkan efek jangka pendek dan panjang bagi kesehatan. Dilansir dari BBC, para ahli mengatakan, efek khas dari penggunaan gas air mata adalah rasa terbakar, sensasi berair di mata, kesulitan bernafas, nyeri dada, air liur berlebihan, dan iritasi kulit.


Selain itu, efek gas air mata juga bisa menimbulkan kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan serta kemarahan. Gejala akan terasa pada 20-30 detik setelah terpapar. Kemudian, mereda sekitar 10-30 menit jika terkena udara segar.


Metropolis Terbaru