Metropolis

Guru Besar UINSA Sampaikan Ini Diwisuda IAI Uluwiyah Mojokerto

Sabtu, 16 November 2024 | 17:00 WIB

Guru Besar UINSA Sampaikan Ini Diwisuda IAI Uluwiyah Mojokerto

Guru Besar UINSA Surabaya, Prof Nur Syam. (Foto: NOJ/YouTube IAI Uluwiyah channel)

Mojokerto, NU Online Jatim

 

Pendidikan berkualitas termasuk satu di antara yang dijadikan prioritas di dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Empat di antara hal mendasar yang menjadi prioritas tujuan pembangunan berkelanjutan adalah Indonesia tanpa kemiskinan atau no poverty, Indonesia tanpa kelaparan atau no hungry, Indonesia sehat atau Indonesia health dan education quality atau Pendidikan berkualitas. 


Hal itu disampaikan oleh Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof Nur Syam pada saat Orasi Ilmiah dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-23 di Auditorium Hotel Padepokan Cahaya Putra (PCP) Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (16/11/2024).


Menurutnya, pendidikan berkualitas menjadi empat hal mendasar di dalam SDGs, sebab pendidikan menjadi variabel penting di dalam usaha-usaha pembangunan. Tanpa Pendidikan yang berkualitas, maka tidak akan didapatkan atau dihasilkan kualitas manusia yang unggul di dalam merenda kehidupan.


"Oleh karena itu agar Indonesia memiliki manusia unggul atau memiliki kompetensi dan mampu berkompetisi, maka pendidikannya harus  memenuhi standart kompetensi di era modern atau era digital," ujarnya.

 

Prof Nur Syam mengaku, era digital ditandai dengan semakin meningkatnya penggunaan teknologi informasi sebagai pendukung kehidupan. Semakin banyak manusia yang menggunakan teknologi informasi baik berupa media social, artificial intelligent, big data maupun augmented reality.


"Media social berupa Whatsapp, Youtube, facebook, internet, dan sebagainya. Sedangkan artificial intelligent berupa robot-robot dengan multi fungsi," terangnya.


Secara spesifik, ada 3 hal yang disampaikan oleh Prof Nur Syam. Pertama, ucapan selamat kepada institusi pendidikan IAI Uluwiyah yang turut serta di dalam kerangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas bergelar sarjana. Tentu tidak mudah untuk menghasilkan para sarjana di era seperti ini. Era di mana banyak orang berpikir permissive untuk menghasilkan gelar kesarjanaan, magister dan doktor. Ada sekelompok orang yang menghalalkan berbagai macam cara untuk meraih gelar akademik.


"Tetapi saya bersyukur bahwa para sarjana yang dihasilkan oleh IAI Uluwiyah tentu saja melalui proses yang sangat wajar. Pembelajaran dilakukan dengan benar, proses dan produknya terukur. Hasilnya adalah para sarjana yang memiliki kemampuan teoretik dan juga praktik keilmuan sesuai dengan program studinya," ungkapnya.


Kedua, lembaga pendidikan IAI Uluwiyah sudah berdiri semenjak lama, ini sudah wisuda yang ke-23. Sudah selayaknya jika IAI Uluwiyah berpikir untuk menjadi universitas. Jika menjadi universitas, maka akan dapat mengelola ilmu keislaman integrative. Universitas dapat mengembangkan pendidikan umum bernuansa keagamaan, selain bisa mengembangkan ilmu keislaman yang merupakan legacy dari para ulama di masa lalu.


"Kita harus bekerja sama untuk mewujudkan institusi pendidikan yang bisa mengembangkan ilmu pengetahuan secara kaffah atau institusi pendidikan yang mengelola pendidikan umum dan agama dan kemudian mengintegrasikannya dalam satu kesatuan ilmu keislaman integrative dimaksud," jelasnya.

 

Ketiga, saat ini semua sedang berada di era digital, maka pendidikan juga harus memasuki dan beradaptasi dengan era ini. Jangan terjebak dengan pendidikan konvensional, yang tidak melakukan perubahan. Di antara perubahan tersebut adalah program pendidikan berbasis IT, misalnya dengan program blended learning. Lakukan perubahan tersebut dengan tetap berpegang pada regulasi yang telah ditetapkan.


"Melalui program ini maka didapatkan ragam mahasiswa yang tidak hanya berbasis local tetapi regional, bahkan dengan program ini juga akan dapat mengakses dosen-dosen yang berkualitas di dalam program pembelajaran. Gunakan system team teaching untuk kepentingan tersebut," paparnya.


Pihaknya berharap, ke depan pasti akan dihasilkan image masyarakat untuk bisa mengakses program pembelajaran yang dilakukan dengan berbasis pada teknologi informasi. Bukan program distance learning, akan tetapi program pembelajaran berbasis teknologi informasi. Di era digital ada banyak pilihan dan pasti kita akan dapat memilih yang tepat bagi lembaga pendidikan ini.