• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Ikatan Alumni Annuqayah Gelar Haul Masyayikh dan Seminar, Dihadiri Menpan RB

Ikatan Alumni Annuqayah Gelar Haul Masyayikh dan Seminar, Dihadiri Menpan RB
Haul Masyayikh dan Seminar Nasional oleh IAA di Hotel Elmi Surabaya, Ahad (29/10/2023). (Foto: NOJ/ Habib)
Haul Masyayikh dan Seminar Nasional oleh IAA di Hotel Elmi Surabaya, Ahad (29/10/2023). (Foto: NOJ/ Habib)

Surabaya, NU Online Jatim

Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep yang tergabung dalam Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) melaksanakan Haul Masyayikh dan Seminar Nasional. Agenda tersebut dipusatkan di Hotel Elmi Surabaya, Ahad (29/10/2023).

 

Kegiatan dibuka oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, yang diwakili staf ahli Gubernur Jatim Hendra Gunawan. Hadir dalam agenda itu sejumlah Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, yaitu KH Bushiri Ali Mufi, KH Muhammad Shalahuddin A Warist, Kiai Muhsin Amir, Kiai Halimi Ishomuddin, dan lainnya. Turut hadir Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas, yang sekaligus alumni Pesantren Annuqayah.

 

Ketua Yayasan Pesantren Annuqayah Kiai Moh Naqib Hasan menyampaikan, Pesantren Annuqayah sebagai lembaga pendidikan agama yang telah berusia 136 tahun, sejak berdiri tahun 1887 oleh KH Muhammad Syarqawi, telah banyak berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.  

 

“Salah satunya pada masa perang kemerdekaan, Annuqayah menjadi basis gerakan perlawanan tentara Sabilillah Sampai menggugurkan salah satu putra terbaik yaitu KH Abdullah Sajjad (putra Kiai Syarqawi),” ujarnya .

 

Dalam aspek politik, KH Ilyas Syarqawi yang pada waktu itu menjadi murid Hadratussyeikh KH M Hasyim Asy’ari menjadi Ketua Partai Masyumi di Sumenep. Bahkan, Kiai Ilyas juga turut membidani lahirnya Partai Nahdlatul Ulama yang kemudian kepemimpinannya diserahkan kepada sepupu-sepupunya.

 

“Jadi kepartaian Islam secara politik dan sosial dulu itu di Annuqayah. Bahkan, kontribusinya cukup besar hingga sekarang, banyak dari generasi penerus yang menjadi tokoh di berbagai partai politik,” terangnya.

 

Kiai Naqib menambahkan, bahwa dalam hal pendidikan Pesantren Annuqayah dengan manajemen yang biasa-biasa saja sudah memiliki lembaga pendidikan mulai PAUD sampai perguruan tinggi tingkat Pascasarjana. Bahkan, beberapa waktu yang lalu sudah meluluskan sarjana Institut Sains dan Teknologi (IST) Annuqayah.

 

Dalam hal pembangunan sosial, Annuqayah turut berperan dalam isu-isu lingkungan sehingga memperoleh Kalpataru. Sehingga nama Annuqayah menjadi dikenal di berbagai organisasi non pemerintahan nasional dan luar negeri, terutama yang berbasis pesantren. “Pernah kami merintis WALHI di Jawa Timur,” ucap Kiai Naqib.

 

Atas kontribusi ini, sarjana atau alumni Annuqayah hingga kini banyak mengisi lini pemerintahan mulai tingkat desa, kabupaten, bahkan nasional. Termasuk juga di dunia swasta, hampir semua perusahaan pers itu terisi oleh alumni Annuqayah.

 

“Sehingga Annuqayah kini telah melahirkan banyak tokoh nasional, seperti Jamal D Rahman sebagai budayawan nasional. Ada juga Komisioner KPK Nurul Ghufron, dan termasuk pula Adi Prayitno yang kini jadi pengamat politik yang sering diundang ke stasiun televisi,” terangnya.

 

Menurutnya, Pesantren Annuqayah dengan manajemen pengelolaan biasa-biasa saja tetapi iklim keilmuan dan semangat berorganisasi itu cukup besar. Hanya saja, peran besar tersebut perlu diatur dan dikumpulkan agar semakin baik ke depan.

 

“Kita masih belum punya jalur-jalur khusus untuk mengarahkan alumni-alumni untuk melanjutkan dan mencari tempat pendidikan yang terbaik. Itu yang perlu yang perlu kita kuatkan antara Pesantren Annuqayah secara kelembagaan dengan alumni agar santri memperoleh pendidikan terbaik,” tandasnya.

 

Sementara Ketua Panitia Pelaksana H Moh Jazuli Muthhar menyampaikan, bahwa IAA tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan, di Jawa Timur dari 38 kabupaten/kota telah berdiri IAA.

 

Ia menyampaikan, kegiatan digelar sebagai wadah untuk mempertemukan para alumni se Indonesia, baik sesama alumni dan terkhusus dengan jajaran pengasuh pesantren. Sebab, hakikat alumni adalah santri hingga sekarang. Hanya jasadnya yang tidak di Annuqayah, tapi hatinya di Annuqayah.

 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada hadirin, khususnya kepada para kiai dan ibu nyai. Mudah-mudahan hal ini dapat menambah hubungan batin sebagai santri Annuqayah,” tandasnya.


Metropolis Terbaru