• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Ketum PBNU Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi Atas Penetapan Hari Santri

Ketum PBNU Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi Atas Penetapan Hari Santri
Ketum PBNU. (Foto: NOJ/istimewa)
Ketum PBNU. (Foto: NOJ/istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Apel Nasional Hari Santri 2022 di Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (22/10/2022) pagi. Apel berlangsung mulai pukul 06.50 hingga 07.30 WIB.

 

Acara digelar secara offline dan online dari Tebuireng dan diikuti seluruh PCNU dan PWNU se-Indonesia dari daerah mereka masing-masing. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf langsung memimpin apel nasional itu. Ada.528 titik yang menggelar apel serentak itu dan diikuti oleh sebanyak setengah juta lebih santri.

 

“Kita berterima kasih kepada pemerintah kepada Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan Hari Santri sebagai salah satu hari nasional. Sebagai penghormatan atas jasa para pahlawan dari kalangan para kiai dan para santri,” kata Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat menyampaikan amanat upacara.

 

Gus Yahya juga menjelaskan, penetapan Hari Santri merupakan apresiasi pemerintah yang dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tertanggal 15 Oktober 2015. Namun, ia mengatakan seperti hari nasional lainnya, Hari Santri adalah peringatan jasa dan keteladanan bagi para pahlawan secara umum.

 

"Hari Santri dirayakan sebagai momentum mengenang kepahlawanan segenap-bangsa indonesia, bukan hanya satu kelompok tertentu saja. Hari Santri harus benar-benar dipahami, dihayati, dan ditegakkan sebagai harinya seluruh bangsa Indonesia tanpa terkecuali," ungkap Gus Yahya.

 

Gus Yahya menambahkan, penetapan Hari Santri berdasarkan Peringatan 70 Tahun Resolusi Jihad yang diabadikan sebagai penghormatan jasa para ulama. Namun Hari Santri bukan dirayakan sebagai bentuk untuk menuntut balas jasa negara kepada Nahdlatul Ulama.

 

"Karena yang berjasa mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia bukan generasi masa kini, bukan kita, melainkan para pahlawan agung dari Generasi 1945 lalu," jelas Gus Yahya saat berpidato dalam apel tersebut.


Metropolis Terbaru