• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 8 Mei 2024

Metropolis

KH Anwar Iskandar Ingatkan Ulama Punya Tugas Syiarkan Risalah Nabawiyah

KH Anwar Iskandar Ingatkan Ulama Punya Tugas Syiarkan Risalah Nabawiyah
KH Anwar Iskandar, Ketua Umum MUI. (Foto: NOJ/MR)
KH Anwar Iskandar, Ketua Umum MUI. (Foto: NOJ/MR)

Surabaya, NU Online Jatim

Kiai Anwar berpesan bahwa menjadi ulama adalah sebuah kemuliaan yang diberikan oleh Allah. Imam Al Ghozali pun mengatakan bahwa orang alim itu di alam malakut dipanggil sebagai orang-orang mulia.

 

Hal itu disampaikan saat menghadiri peresmian dan tasyakuran kantor MUI Jawa Timur, Selasa (21/11/2023) malam.

 

“Kita ditaqdirkan oleh Allah mau atau tidak mau menjadi ulama. Predikat ini adalah pemberian Allah. Di Indonesia belum ada perguruan tinggi yang memberikan gelar ulama karena itu adalah hak prerogatif Allah,” terangnya.

 

Oleh karena itu, kemuliaan ini tentu mengandung konsekuensi. Lebih-lebih hakikatnya yang diemban oleh ulama adalah risalah nabawiyah, salah satunya menegakkan agama.

 

“Selain itu, kita punya kewajiban berdakwah untuk memberikan pencerahan dan edukasi kepada masyarakat agar mereka shohih akidah, ibadah, akhlak dan hatinya bersih. Ini tugas-tugas yang menempel pada ulama sebagai penerus Rasulullah,” ungkap Pengasuh Pesantren Al-Amien Ngasinan, Kota Kediri itu.

 

Hubungan ulama dan pemerintah
Menurut Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, ulama dan umara ibarat dua saudara kembar. Sehingga MUI adalah partner pemerintah.

 

“Sebuah kekuasaan yang tidak mengindahkan nilai-nilai esensial agama hancur dia. Ulama dan pemerintah masing-masing punya hak sendiri, di sisi lain menjaga agama, di sisi lain menjaga eksistensi dunia yang sama-sama saling membutuhkan,” jelasnya.

 

Ia juga mengingatkan bahwa MUI meletakkan dasar kegamaannyan pada prinsip Islam wasathiyah dan Islam Ahlussunnah wal Jamaah sebagai standing legal. “Oleh karena itu, dasar akidah dan pemikiran di MUI bukan sebuah keyakinan yang tataruf, tetpi kita berada pada Islam wasathiyah dan Ahlussunnah wal Jamaah,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru