• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Kiai Marzuki Ulas Kedudukan Penting dalam Shalat

Kiai Marzuki Ulas Kedudukan Penting dalam Shalat
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Malang, KH Marzuki Mustamar mengulas shalat yang masuk dalam rukun Islam, yang mana jika ditinggalkan tidak hanya mendapat dosa besar, tetapi juga membedakan antara itu orangnya muslim atau non muslim.


Hal tersebut disampaikannya saat mengisi pengajian umum di PT Karya Bintang Mandiri (KBM) Balongbendo, Sidoarjo, Sabtu (06/01/2024).


“Jika berani meninggalkan shalat secara terang-terangan, apalagi meremehkan shalat bisa-bisa orang tersebut menjadi kafir,” katanya.


Kiai Marzuki menceritakan pengalamannya kasus kristenisasi di beberapa daerah. Ia melihat orang-orang Islam mendapatkan bantuan sembako, namun tidak semua yang sering di beri sembako oleh orang non muslim langsung menjadi murtad.


Orang Islam yang miskin namun tidak pernah meninggalkan shalat tetap terjaga iman dan Islamnya. Yang murtad ada dua kriteria, pertama miskin kedua juga tidak shalat. “Oleh karenanya saya berpesan dengan sungguh-sungguh jangan sampai shalatnya bolong,” terangnya.


Namun yang menjadi kepikiran adalah anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) shalatnya harus terus dipantau, diawasi, di kontrol shalatnya agar tidak sampai tertinggal. Contohnya, anak yang sudah duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah bisa menonton bola di stadion.


“Jika di Malang sudah jadi Aremania, kalau di Surabaya jadi Bonek mania. Pertandingan dimulai ternyata mereka belum shalat ashar. Orang tuanya tidak perihatin, gurunya juga tidak perihatin. Padahal meninggalkan shalat itu dosa besar,” ungkapnya.


Kiai yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang itu kembali berpesan kepada seluruh orang tua agar hati-hati dalam memantau perihal shalat anaknya.


Ia menyebut, Rasulullah SAW dalam hadistnya mengatakan, nanti yang pertama-tama di hisab di hari kiamat adalah masalah shalat. Jika shalatnya bagus, amal yang lain akan diterima semua. Namun jika shalatnya tidak baik akan menjadi penyebab hajinya, puasanya, dan wiridannya ditolak.


“Sahabat nabi mengatakan, tidak ada ibadah yang apabila ditinggalkan menjadi kafir kecuali shalat,” jelasnya.


Orang yang belum bisa berhaji bisa dimaklumi. Orang yang tidak puasa karena sakit bisa dimaklumi. Namun jika tidak shalat, tidak ada alasan untuk membenarkan. “Shalat, haji, dan puasa itu rukun Islam. Dari macam-macam rukun Islam, shalatlah yang paling utama. Maka mari menjaga iman dam Islam dengan cara menjaga shalat,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru