• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 14 Desember 2024

Metropolis

Kronologi Banser Ricuh dengan Jamaah Syafiq Riza Basalamah di Surabaya

Kronologi Banser Ricuh dengan Jamaah Syafiq Riza Basalamah di Surabaya
Ansor dan Banser Gunung Anyar, Kota Surabaya, saat musyawarah dengan panitia soal pengajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah, Kamis (22/02/2024) pagi. (Foto: NOJ/ ISt)
Ansor dan Banser Gunung Anyar, Kota Surabaya, saat musyawarah dengan panitia soal pengajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah, Kamis (22/02/2024) pagi. (Foto: NOJ/ ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

Ratusan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) harus mengalami kericuhan dengan jamaah pengajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah di Masjid Assalam Purimas, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Kamis (22/02/2024). Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Surabaya pun menjelaskan kronologi awal mula kericuhan tersebut.

 

Sekretaris PC GP Ansor Kota Surabaya, Rizam Syafiq menjelaskan, kericuhan itu terjadi bermula dari sikap keberatan melalui surat tertulis oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Gunung Anyar atas pengajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah.

 

“Itu karena Ustadz Syafiq Riza Basalamah dalam ceramah-ceramahnya banyak sekali menyerang amaliyah NU. Misal dzikir yang disebut dengan nyanyi rame-rame,” ujarnya dalam keterangan tertulis diterima NU Online Jatim, Jumat (23/02/2024).

 

Meski diketahui ceramah Ustadz Syafiq Riza Basalamah banyak menyerang amaliyah NU, lanjut Rizam Syafiq, PAC GP Ansor Gunung Anyar tidak serta membubarkan kegiatan pengajian begitu saja.

 

“Kami tetap memakai adab musyawarah dan tabayun dengan pihak panitia dan yayasan yang menyelenggarakan acara tersebut,” ungkapnya.

 

Sehingga akhirnya pada Kamis (22/02/2024) pagi, PAC GP Ansor Gunung Anyar dengan difasilitasi Polsek Gunung Anyar melakukan musyawarah dengan panitia. “Musyawarah ini dihadiri oleh Camat, Polsek, Koramil, Takmir Masjid, Yayasan, serta PAC GP Ansor dan Satkoryon Banser Gunung Anyar,” katanya.

 

Ia menjelaskan, dalam pertemuan tersebut disepakati untuk meniadakan pemateri Syafiq Riza Basalamah dan tetap boleh melakukan shalat Maghrib berjamaah untuk menjaga kondusifitas di wilayah Gunung Anyar. Apalagi masyarakat Kota Surabaya terkenal majemuk dan heterogen.

 

“Sebab itu, jelas kami menolak penceramah-penceramah yang dikit-dikit mengatakan sesat, bid’ah, dan apalagi menyalahkan amaliyah-amaliyah kelompok lain khususnya NU,” ucapnya.

 

“Kami pun meminta pihak panitia untuk membuat meme pembatalan kegiatan tersebut. Agar tidak ada pengerahan massa dan jamaah,” imbuh Rizam Syafiq.

 

Namun, hingga sore hari pembuatan meme pembatalan kegiatan diingkari oleh pihak panitia, bahkan banyak jamaah yang berdatangan. Kendati demikian, Ansor dan Banser tetap berupaya menjaga kondusifitas dan mengawal kesepakatan sebelumnya.

 

“Awal keributan saat menjelang Maghrib. Sahabat-sahabat Ansor-Banser yang berada di lokasi ingin masuk dan melaksanakan shalat jamaah, namun ditolak dan diusir oleh panitia. Dan bahkan terjadi pemukulan seperti di video yang beredar,” terangnya.

 

Pasca shalat Maghrib berjamaah, panitia melalui speaker masjid mengumumkan bahwa kegiatan pengajian akan tetap dilanjutkan. “Nah, ini kemudian yang menjadi keributan kedua,” katanya.

 

Kala itu, kader Ansor dan Banser hendak mencoba masuk masjid untuk menanyakan i’tikad baik dari takmir masjid dan yayasan. Namun beberapa jamaah tiba-tiba dari belakang memukul Ketua PAC GP Ansor Rungkut, Lukman.

 

“Beruntung langsung dilerai oleh sahabat-sahabat Banser lainnya sebagaimana dalam video yang beredar,” tuturnya.

 

Ia menegaskan, bahwa narasi dan video bahwa Ansor dan Banser membubarkan pengajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah adalah tidak benar. Sebab, kesepakatan meniadakan pemateri Ustadz Syafiq Riza Basalamah adalah kesepakatan bersama, tapi panitia mengingkari perjanjian tersebut.

 

Untuk itu, melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PC GP Ansor Kota Surabaya, pihaknya pun melayangkan surat laporan kekerasan ke Polrestabes Surabaya. Sebab, atas perbuatan mereka sejumlah anggota Ansor dan Banser mengalami luka-luka.

 

“Bukti video sudah jelas yang melakukan kekerasan awalnya adalah mereka. Dan kami tidak sedikitpun mundur untuk tetap mengawal dakwah Islam yang rahmatan lil alamin, tanpa ujaran-ujaran kebencian,” tandasnya.


Metropolis Terbaru