• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Metropolis

Pendidikan Ma’arif Mahakarya Tokoh NU untuk Peradaban Dunia

Pendidikan Ma’arif Mahakarya Tokoh NU untuk Peradaban Dunia
Muhammad Ali Ramdhani (baju putih), Ketua LP Ma’arif PBNU. (Foto: NU Online)
Muhammad Ali Ramdhani (baju putih), Ketua LP Ma’arif PBNU. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim
Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, pendidikan ma’arif merupakan mahakarya tokoh-tokoh NU sebagai komitmen untuk membangun peradaban yang lebih baik bagi bangsa dan dunia.


Penegasan tersebut disampaikan dalam acara Rakor dan Pelatihan Digitalisasi Pendidikan Kepramukaan bagi Pengurus Sako Pramuka Ma’arif NU Nasional di Jakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni Senin (05/12/2022) hingga Selasa (06/12/2022).


“LP Ma’arif NU yang menaungi 21 ribu lebih lembaga pendidikan dasar dan menengah adalah mahakarya tokoh-tokoh NU. Ini salah satu realitas empiris komitmen NU untuk membangun peradaban,” ujarnya dilansir NU Online.


Ia menjelaskan, upaya mengurus pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) itu merupakan kelanjutan komitmen tokoh-tokoh NU terhadap bangsa dan negara. Yakni, dengan tidak hanya diwujudkan dalam wujud mempertahankan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.


“Ada tiga tokoh pendiri LP Ma’arif NU yaitu KH Wahid Hasyim, KH Mahfudz Shiddiq, dan KH Abdullah Ubaid. Lembaga yang didirikan pada awal September 1929 di Kantor Hoofd Bestuur Nahdlatul Oelama (HBNO) Jalan Bubutan Kawatan Surabaya ini tak dinyana menjadi lembaga pendidikan terbesar dan terkuat,” katanya.


Hingga saat ini LP Ma’arif NU tercatat menaungi 21 ribu lebih lembaga pendidikan. Jumlah ini, terang dia, terdiri dari tiga kategori yaitu badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama (BHPNU), yayasan, dan milik jamaah (anggota NU).


“LP Ma’arif NU menangani jenjang pendidikan dasar, menengah pertama, dan menengah atas, sementara jenjang PAUD/TK di bawah naungan Muslimat NU dan PT (Perguruan Tinggi) pembinaannya LPTNU,” terangnya.


Tiga kategori ini, lanjut dia, mencakup madrasah dan sekolah tersebar di seluruh antero pelosok, mulai dari Sabang hingga Merauke. Penyebaran ini terkait dengan jamaah yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. 


“Di antara madrasah dan sekolah LP Ma’arif NU ini tidak sedikit yang menarik perhatian pemerintah untuk diubah menjadi negeri, yang pengelolaan dan pembinaannya langsung di bawah pemerintah. Tokoh-tokoh NU pun melepasnya dengan ikhlas untuk kepentingan bangsa dan negara,” ucapnya.


Karenanya, gambaran terkait LP Ma’arif NU sebagai mahakarya tokoh-tokoh NU untuk bangsa dan dunia sangatlah tepat. Mahakarya ini kedudukannya setara dengan mahakarya putra bangsa dalam bidang kebudayaan dan ekonomi seperti candi, teknologi pelayaran, mata uang, hingga wayang.


“Bedanya dengan mahakarya kebudayaan dan ekonomi, mahakarya pendidikan adalah jalan sunyi. Tokoh-tokoh NU memilih tidak mencari sensasi, melainkan santun, baik, dan presisi,” tuturnya.


Lebih tepatnya, membangun pendidikan pada hakikatnya membangun pilar sebuah peradaban. Membangun pendidikan yang bermutu dan berdaya saing dibutuhkan waktu panjang dan sumber daya besar, di samping kerja keras, ketekunan, dan keikhlasan.


“Karena pengembangan SDM adalah jalan panjang membangun peradaban,” tandasnya.


Metropolis Terbaru