Rais PBNU Sebut Gelar Pahlawan Saja Tak Cukup bagi Pejuang NU
Ahad, 10 November 2024 | 21:00 WIB

Rais PBNU Prof KH Muhammad Nuh saat Mujahadah Pejuang NU di Gedung HBNO, Kota Surabaya, Sabtu (09/11/2024). (Foto: NOJ/ MR)
Risma Savhira
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Nuh menegaskan bahwa gelar pahlawan saja tidak cukup bagi pejuang NU. Apalagi namanya dijadikan nama jalan di sebuah daerah. Sehingga wajar bila menagih realisasi empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945.
"Perhatian pemerintah kepada NU (ulama) itu justru wajar, karena 50 persen warga Indonesia adalah NU (50-58 persen)," katanya dalam Pidato Kemerdekaan PBNU dalam Mujahadah Pejuang NU di Gedung Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO), Jalan Bubutan, Kota Surabaya, Sabtu (09/11/2024) malam.
Acara mujahadah itu dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Wakil Rais PWNU Jatim KH Abd Matin Djawahir, Ketua PWNU Jatim KH Kikin A Hakim Mahfudz, Rais PCNU Surabaya KH Dzulhilmi, Ketua PCNU Surabaya KH Masduqi Thoha, dan belasan ribu pengurus NU se-Jatim.
"Kemerdekaan RI memang tak lepas dari Resolusi Jihad NU di Kantor HBNO. Jadi, perhatian pemerintah kepada NU itu sesuai kontribusi NU kepada negeri ini, bahkan kalau tidak perhatian justru menyalahi fakta," katanya dalam pidato mewakili Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf itu.
Namun, perhatian itu bukan sekadar gelar pahlawan, nama jalan, dan lainnya, karena gelar atau nama jalan saja itu tidak cukup. Selayaknya para pejuang justru berharap pengorbanan mereka dihargai dengan realisasi empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945.
"Kepahlawanan atau pengorbanan pahlawan itu ibarat ruh, modal, atau investasi dari kemerdekaan, namun realisasi empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945 itu justru lebih penting untuk kemajuan bangsa dan negara ini," katanya.
Empat janji kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kesulian sosial.
"Untuk memenuhi janji kemerdekaan itu, ada tiga langkah penting yakni investasi pendidikan, kesehatan, dan potensi ekonomi. Pendidikan yang berkualitas untuk generasi sekarang adalah investasi masa depan, karena merekalah pemimpin pada 20 tahun kedepan," ucapnya.
Investasi yang juga penting adalah kesehatan dan potensi ekonomi, karena tahun 2040 akan lahir 70 persen penduduk produktif di Indonesia. Sebab itu, kesehatan adalah kekuatan fisik dan ekonomi adalah kekuatan non-fisik yang cukup penting.
"Kalau tiga langkah itu tidak ada, maka kuantitas akan menjadi disaster," kata Prof Nuh.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
Khutbah Jumat: Ibadah Kurban dan Ikhtiar Meneguhkan Silaturahim
3
Makna Idul Adha: dari Ritual Agama menuju Revolusi Kepedulian
4
3 Amalan Sunnah Istimewa di Hari Tasyrik
5
Khutbah Idul Adha: 3 Hikmah Hari Raya Kurban
6
PWNU Jatim Terima Puluhan Sapi Kurban dari Gubernur Hingga Partai Politik
Terkini
Lihat Semua