• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Opini

Gerakan Pemuda Ansor, Wajah NU Masa Depan

Gerakan Pemuda Ansor, Wajah NU Masa Depan
Ilustrasi kader GP Ansor. (Foto: NOJ/ ISt)
Ilustrasi kader GP Ansor. (Foto: NOJ/ ISt)

Proses pembentukan kader merupakan dasar utama dalam merancang masa depan suatu organisasi. Eksistensi dari suatu organisasi sangat bergantung pada struktur kaderisasi yang dibentuk. Oleh karena itu, esensi sejati dari keberlanjutan suatu organisasi terletak pada sistem kaderisasi.

 

Dengan demikian, sistem kaderisasi dapat dianggap sebagai jiwa dari sebuah organisasi. Untuk merancang sistem kaderisasi yang efektif, diperlukan kurikulum yang terstruktur dengan jelas, sehingga proses ini dapat diarahkan dengan baik dan terorganisir. Menjadikan seseorang sebagai kader yang berkualitas memang bukan hal yang mudah dan memerlukan waktu yang cukup.

 

Penting untuk dicatat bahwa perkembangan kurikulum pendidikan di negara kita terus berkembang, mengikuti perkembangan zaman untuk menghasilkan lulusan yang dapat diterima oleh masyarakat dan memiliki kontribusi positif dalam pembangunan negara. Oleh karena itu, perubahan dalam sistem kaderisasi organisasi menjadi sesuatu yang wajar, menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan tuntutan zaman.

 

Gerakan Pemuda (GP) Ansor merupakan Badan Otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang bergerak di bidang kepemudaan yang nantinya menjadi wajah NU masa depan. Didukung oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser), GP Ansor menjadi kunci strategis untuk masa depan NU, bahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semua kompleksitasnya.

 

Mengingat tantangan yang semakin berat bagi NU di masa yang akan datang, GP Ansor harus mampu mengkader calon pemimpin yang memiliki ketangguhan untuk menghadapi masa depan.

 

Salah satu cara kaderisasi yang paling efektif adalah melalui sistem kaderisasi mulai dari bawah dan berdasarkan usia. Apalagi NU mempunyai beberapa badan otonom yang berdasarkan usia, salah satunya GP Ansor.

 

Dengan melalui proses kaderisasi yang terstruktur, terarah, terukur, dan dimulai sejak dini, Nahdlatul Ulama memiliki potensi untuk mengarahkan kader-kadernya menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi baik dalam lingkup organisasi maupun negara. Saat ini, melihat kondisi Nahdlatul Ulama, organisasi tersebut membutuhkan perancangan sistem kaderisasi kepemimpinan yang berkualitas.

 

Pentingnya sistem kaderisasi yang baik tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah kader, melainkan juga pada peningkatan kualitasnya. Untuk mencapai kedua hal tersebut, penting untuk memulai sistem kaderisasi pemimpin sejak dini, sehingga kader Nahdlatul Ulama dapat menjadi unggul baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

 

GP Ansor, dan juga Banser, memiliki berbagai tingkatan formal dalam sistem kaderisasi mereka. Dimulai dari tingkatan awal, terdapat Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD), kemudian dilanjutkan oleh Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL), dan pada puncaknya Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN). Sistem serupa juga diterapkan untuk Banser, melalui Pendidikan & Pelatihan Dasar (Diklatsar) sebagai tingkatan awal, diikuti oleh Kursus Banser Lanjutan (Susbalan), dan diakhiri dengan Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim).

 

Nahdlatul Ulama, sebagai organisasi yang menekankan meritokrasi, memberikan kesempatan terbuka bagi setiap kader yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan di Nahdlatul Ulama tidak diturunkan secara turun-temurun, melainkan diberikan sebagai amanah kepada individu yang memiliki kapabilitas dan kapasitas mumpuni.

 

Oleh karena itu, melalui Badan Otonom seperti GP Ansor proses regenerasi dalam Nahdlatul Ulama perlu terus diperkuat, agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan di masa mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama yang harmonis antara generasi masa kini dan generasi sebelumnya.

 

Pentingnya sinergi ini terletak pada gagasan bahwa seorang pemimpin yang baik akan merasa bahagia melihat generasi muda atau penerusnya berkembang lebih baik daripada dirinya.

 

Dengan melihat perubahan pola pendidikan zaman sekarang, pendekatan dalam proses kaderisasi juga telah mengalami perubahan yang signifikan. Misalnya, GP Ansor menggandeng Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) untuk bekerja sama dalam menyelenggarakan PKN, agar dapat membentuk kader yang memiliki kapasitas kepemimpinan gerakan demi meneruskan cita-cita organisasi dan perjuangan para ulama NU, melahirkan ide-ide inovatif untuk pencapaian misi organisasi dan kemajuan kehidupan masyarakat, dan meningkatkan wawasan dan keterampilan kepemimpinan di kalangan pimpinan GP Ansor menuju kemandirian organisasi.

 

Demikian pula dengan Banser, seperti yang kita ketahui bahwa salah satu tugas Banser adalah memberikan pengamanan yang hampir sama dengan Kepolisian yaitu, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, di dalam Kepolisian ada Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 tetang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah.

 

Banser dalam penyelenggaraan kaderisasi bisa disinergikan dengan peraturan tersebut, baik dengan mensinergikan antara Diklatsar Banser dan Diklat Gada Pratama yang merupakan pendidikan dan pelatihan dasar wajib bagi calon satuan pengamanan, serta supaya ada payung hukum yang jelas dan sah sesuai ketika bertugas dalam pengamanan. Di sisi lain hal demikian bisa menjadi nilai plus bagi yang pernah melaksanakan kaderisasi, selain menguatan ideologi juga mendapatkan keilmuan, pengetahuan dan pengakuan yang sah dari Negara dalam hal ini Kepolisian.

 

Ini harus menjadi renungan dan bahasan GP Ansor yang akan menyelenggarakan Kongres XVI pada Jumat, 2 Februari 2024 dalam melaksanakan kaderisasi, agar para kader bisa mempunyai ideologi kuat, kemampuan yang terampil, dan keilmuan yang mendalam, serta nantinya dapat bersaing dalam kepemimpinan baik secara regional maupun nasional.

 

Selamat Kongres XVI GP Ansor. Semoga berjaya dalam pelayaran satu kapal, satu tujuan, dan satu ombak yang sama. GP Ansor Peta Jalan NU Masa Depan.

 

*) Mochammad Fuad Nadjib, Kepala SMA Islam Sidoarjo.


Opini Terbaru