• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Opini

Ikhlas Taktis Gus Mus dalam Memacu Kinerja Jamiyah NU

Ikhlas Taktis Gus Mus dalam Memacu Kinerja Jamiyah NU
KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: NOJ/pilar.id)
KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: NOJ/pilar.id)

Oleh Lukman Ahmad Irfan


“Ikhlasnya wong NU itu tidak taktis, wes angger ngunu ae pokoke iso urip.” Kalimat ini adalah sepenggal hikmah yang penulis pahami dari lautan hikmah yg disampaikan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus pada acara Lailatul Ijtima Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulum (PWNU) Jawa Tengah, 11 Januari 2024 di Pondok Pesantren Al-Itqon, Kota Semarang.


Membahas ikhlas taktis ini sangat penting dan menjadi prioritas karena seiring tahun kedua di abad kedua NU yang mencanangkan jargon “Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia”. Di mana kinerja atau aktivitas pasti terkait dengan ikhlas, namun orang NU menurut Gus Mus ikhlasnya tidak taktis.


Apa yang dimaksud Gus Mus dengan ikhlas taktis? Berikut analisis penulis didasarkan dengan dalil, teori, dan konteks jamaah dan jamiyah NU. Tentu tulisan ini sebatas tafsir, dan yang lebih tahu maksudnya adalah Gus Mus.

 

Analisis Bahasa dan Makna

Kata ikhlas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti bersih hati atau tulus hati. Kata taktis berarti taktik atau dengan siasat.


Dari sisi maknawi, kata ikhlas berarti murni dan suci dari segala hal selain Allah SWT. Menurut Syaikh Asy-Syarqawi dalam kitab Syarah Al-Hikam hikmah 9 ikhlas dikategorikan menjadi 3, yaitu ikhlasul abidin, ikhlasul muhibbin, dan ikhlasul arifin.


Dasar pemaknaan ikhlas paling kuat adalah surat Al-Ikhlas yang mana dalam surat ini tidak ada pun selain murni dan memurnikan keyakinan dari selain Allah SWT. Implikasinya adalah segala aktivitas peribadatan disebut ikhlas kalau berdasar kepentingan kembali kepada Allah SWT.


Dan sebagaimana Asy-Syarqawi mengkategorikan menjadi 3 di atas kepentingan masih ditolerir senyampang dikaitkan dengan Allah SWT. Termasuk variasi perbedaan jamaah dan jamiyah NU dalam aktualisasi ikhlas ini.


Makna taktis atau siasat adalah menggunakan akal dalam menjalankan pekerjaan. Dalam konteks jamaah dan jamiyah NU berarti menggunakan akal dalam beribadah baik itu lahir maupun batin.


Rujukan kuat penggunaan akal dalam konteks kinerja jamiyah NU adalah QS. Yunus [10]: 100: "Dan Allah SWT menimpakan kehinaan bagi orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya."

 

Tafsir Makna Ikhlas Taktis Gus Mus

Dari analisis makna ikhlas di atas, dapat ditafsirkan bahwa makna ikhlas taktis adalah beraktivitas ibadah karena Allah dengan memanfaatkan akal sebagaimana pertimbangan pelaksanaannya sebagai bentuk strategi atau siasat.


Ikhlas Taktis Memacu Kinerja Mengawal Kemenangan

Ikhlas tidak bisa dilihat oleh orang lain. Hanya Allah SWT yang bisa secara akurat menilainya. Namun yang indikator ikhlas dapat dilihat, dianalisis dan dirasakan oleh orang lain walaupun akurasinya tentu tidak bisa 100 persen. Di antara indikator ikhlas adalah mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan beribadah mahdlah maupun ghairu mahdlah. Terkait dengan kinerja jamiyah NU berarti mengarahkan dan membimbing umat menjadi sejahtera lahir dan batin.


Mengapa memacu kinerja dapat dijadikan indikator ikhlas taktis? Sebagaimana makna ikhlas taktis di atas adalah yang mendasarkan aktivitas baik jamaah maupun jamiyah NU lillahi taala dengan menggunakan akal untuk siasat mencapainya. Siasat berarti menggunakan perencanaan yang didasarkan pada pengenalan kekuatan dan kelemahan organisasi, peluang dan tantangan. Karena jamiyah, maka hal ini perlu dicatat untuk sosialisasi, motivasi, koordinasi, dan evaluasi.


Dalam proses pelaksanaan ikhlas taktis lebih kuat karena kesadaran bahwa ibadah pengawasannya adalah Allah SWT sebagaimana dalam konsep ihsan. Dalam proses pelaksanaan ini pula terdapat konsep tidak mengenal putus asa karena tidak boleh ada putus asa dan selalu berharap pertolongan Allah SWT. Dalam memacu kinerja berpondasi pada konsep ikhlas taktis ini terdapat  rasa optimis yang berakar tauhid ihsaniyah, yaitu beraktivitas dengan pondasi ikhlas dengan rasa diawasi, diperhatikan oleh Allah SWT.


Dengan ikhlas taktis ini diharapkan memberikan perubahan bahwa ikhlas memerlukan pertimbangan akal sebagai strategi dan siasat untuk mencapainya. Di antara bentuk ikhlas taktis adalah mengelola aktivitas berdasarkan manajemen yang baik. Dalam bahasa yang lain, pengelolaan aktivitas menggunakan konsep manajemen adalah salah satu bentuk melaksanakan konsep ikhlas lillahi taala.


Tentu karena tulisan ini sekadar tafsir terhadap dawuh Gus Mus, maka bisa jadi salah. Wallahu a'lam.

 

Lukman Ahmad Irfan adalah Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) dan Rais MWCNU Kapanewon Berbah Sleman, Yogyakarta.


Editor:

Opini Terbaru