• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Opini

Kepemimpinan Rasulullah, Teladan Membangun Masyarakat Madani

Kepemimpinan Rasulullah, Teladan Membangun Masyarakat Madani
Rasulullah merupakan pemimpin teladan bagi semua. (Foto: NOJ/ ISt)
Rasulullah merupakan pemimpin teladan bagi semua. (Foto: NOJ/ ISt)

Oleh: Muhammad Afif *)

Kehadiran Nabi Muhammad SAW dalam membawa agama Islam merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah kehidupan manusia. Sebab kehadirannya telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia bahkan alam semesta. Ia adalah sosok Pemimpin sekaligus pengayom bagi semua.

 

Michael Hart, seorang kolumnis Amerika menulis dengan The One Hundred Ranking of Most Influenting Person in History. Artinya, Rasulullah termasuk 100 tokoh besar yang paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban manusia. Termasuk di dalamnya ada Mahatma Gandhi pencetus gerakan Satya Graha India, Julius Ceasar pencetus Vini Vidi Vici dan tokoh-tokoh besar lainnya. Ternyata dari sederetan tokoh tersebut, Michael Hart menempatkan Rasulullah pada urutan pertama sebagai tokoh yang sangat berpengaruh di dunia.

 

Kebesaran Nabi Muhammad SAW diabadikan di dalam Encyclopedia Brittanica sebagai The Most Succesful of all Prophets and all Religious Personalities, pemimpin yang paling sukses di antara para nabi, pemimpin agama, dan lainnya dalam membangun peradaban manusia sedunia. Di dalam Al-Qur’an surat Al-Jum’ah ayat 2 Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

 

Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

 

Menurut Dr Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at-Tafsir Min Fath al-Qodir, (الأمين) maksudnya kondisi bangsa arab yang sebagian besar bukan saja tidak mampu membaca dan menulis tapi tenggelam ke dalam kehidupan jahiliyah secara total. Kebobrokan moral merajalela, di bidang sosial marak mabuk-mabukan. Di bidang pemerintah, etnis dan golongan yang dikedepankan.

 

Dalam bidang hukum muncul law of jungle to be politely of people, hukum rimba menjadi peradaban. Orang kaya memangsa yang miskin. Orang pintar memangsa yang bodoh. Orang kuat menghantam yang lemah. Bahkan yang paling mengerikan martabat wanita diinjak-injak, sehingga setiap lahir bayi wanita dikubur hidup-hidup tak peduli terdengar jerit dan pekik tangis bayi di dalam tanah. Na’udzubillah min dzalik.

 

Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah tampil sebagai sosok yang diwarisi dengan jiwa kepemimpinan, mengemban empat misi utama. Pertama, misi Tilawah (تلوا عليهم أيته) membaca ayat-ayat Allah, baik ayat Qur’aniyah maupun ayat Kauniyah, alam buana ini. Kedua, yaitu (ويزكيهم)  misi tazkiyah, membersihkan segala bentuk kekufuran. Ketiga, misi Ta’lim (ويعلمهم  الكتاب) mengajarkan Al-Qur’an sebagai pedoman reformasi sebab Al-Qur’an adalah satu-satunya buku petunjuk hidup yang mampu menghantarkan manusia menuju kebahagiaan. Demikian menurut Napoleon, seorang orieantalis berkebangsaan Prancis. Keempat, ( الحكمة) menampilkan sunnah.

 

Keempat unsur tersebut merupakan strategi pembangunan Rasulullah SAW yang terbukti berhasil membentuk dan membangun peradaban manusia. Namun justru menjadi hal yang naif ketika gerakan pembangunan konsepnya setinggi langit, gaungnya menggema kemana-mana, tapi hasilnya entah kemana.

 

Abu A’la al-Maududi dalam The Prophet Islam mengatakan “He is the only one example where all excellences have been blanded in one personality”, Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya contoh terlengkap semua keunggulan terkumpul dalam dirinya seorang. Demikian pula kebesarannya dibuktikan oleh sejarah, nabi hidup dalam keadaan miskin, Allah menawarkan berbagai kesenangan material, harta, tahta, wanita bahkan jabal uhud siap jadi emas. Beliau menjawab:

اذا يا رب لا ارضى لو احد من امتى فى النار

 

Artinya: “Kalau demikian ya Allah, apapun yang engkau berikan tidak ada satu pun yang menyenangkan hatiku, kalau satu saja ummatku yang masuk neraka.”

 

Ini bukti sikap pemimpin sejati yang beroreantasikan pada kepentingan umat. Tapi sebaliknya kalau pemimpin yang hanya mengatasnamakan rakyat namun tidak berorientasikan rakyat, di depan rakyat dia menyanyikan janji-janji manis, mendendangkan lagu-lagu mesra. Tapi di belakang rakyat dia tidak segan-segan mencekik dan menghisap darah rakyat.

 

Timbul pertanyaan, bagaimana sikap beliau dalam membangun peradaban masyarakat madani ? untuk mengetahui jawabannya kita renungkan firman Allah dalam QS. Ali Imron ayat 159:

 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

 

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

 

*) Muhammad Afif, mahasiswa Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi Prodi Tadris Bahasa Indonesia.


Opini Terbaru