Ponorogo, NU Online Jatim
Dewan Perwakilan Daerah Rakyat (DPRD) Ponorogo mendukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dalam melakukan ekstensifikasi usaha Perusahaan Daerah (PD) Sari Gunung. Ekstensifikasi tersebut juga telah dibahas bersama DPRD dalam bentuk usulan Rancangan Perda (Raperda) perubahan atas Perda No 6 Tahun 2020 tentang Perusahaan Dagang (PD) Sari Gunung Ponorogo, pada rapat paripurna di ruang Paripurna DPRD Ponorogo, Rabu (08/12/2021).
Sunarto, Ketua DPRD Ponorogo, mengatakan bahwa dengan adanya ekstensifikasi usaha ini diharapkan PD Sari Gunung bisa melebarkan sayap usahanya di luar tambang kapur. "Tentu saja target PAD (Pendapatan Asli Daerah) akan berubah. Tapi kita belum sampai di situ dulu, karena yang terpenting itu muaranya adalah memberikan kesejahteraan masyarakat," katanya dikutip NU Online Jatim, Jumat (10/12/2021).
Sunarto mengungkapkan, salah satu langkah DPRD Ponorogo adalah dengan mengingatkan Pemkab Ponorogo agar segera melakukan pengajuan pemanfaatan aset yang masih berstatus tanah negara menjadi pemanfaatan hak guna pakai. Dengan begitu aset tersebut bisa bermanfaat untuk masyarakat.
"Selain itu, Raperda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang berimplikasi terhadap penetapan yang akan diperuntukkan zona pertambangan maupun cagar budaya," paparnya.
Sementara itu, Agus Pramono, Sekertaris Daerah Kabupaten Ponorogo, menyampaikan usulan ekstensifikasi usaha PD Sari Gunung tersebut dalam rangka membuat usaha PD Sari Gunung lebih beragam.
"Tidak hanya satu bidang saja di pertambangan, tapi ada kegiatan baru yang menjadi fokus Sari Gunung misalnya pariwisata," jelasnya.
Ia menuturkan PD Sari Gunung bisa menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih besar. Apalagi saat ini, PAD masih sangat kecil. "Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya," ucapnya.
Agus menambahkan, PD Sari Gunung juga diharapkan bisa ikut merealisasikan visi misi Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita yaitu pembangunan Monumen Reog. "Semoga tahun 2022 ini pembangunan Monumen Reog bisa dimulai," pungkasnya.
Editor: Nur Faishal
