• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Pemerintahan

Bank Jatim Syariah Fasilitasi Layanan Virtual Account OPOP Mart

Bank Jatim Syariah Fasilitasi Layanan Virtual Account OPOP Mart
Penandatanganan kerja sama. (Foto: NOJ/GF)
Penandatanganan kerja sama. (Foto: NOJ/GF)

Jember, NU Online Jatim

Guna memberikan kemudahan dalam pembayaran saat bertransaksi pada marketplace OPOP Mart, PT Bank Jatim Syariah memberikan layanan virtual account yang bisa dimanfaatkan konsumen maupun penyedia barang saat bertransaksi melakukan pembelian produk.

 

Awal penggunaan layanan tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara PT Bank Jatim Syariah yang diwakili oleh Direktur Keuangan Bank Jatim sekaligus Pgs Direktur Konsumer Ritel dan Usaha Syariah Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha didampingi Pemimpin Divisi Bisnis Syariah Bank Jatim, Arief Wicaksono dengan PT Digital Solusi Enterpreneur yang diwakili oleh Abdul Hamid yang didampingi Sekretaris OPOP (One Pesantren One Produk) Jatim, Ghofirin. Ikut menyaksikan kegiatan tersebut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Benni Sampirwanto.

 

Penandatangan kerja sama sendiri berlangsung dalam acara Kopilaborasi Sambang Pesantren bertemakan 'Wirausaha Sosial Berbasis Pesantren' yang berlangsung di Pondok Pesantren Ngashor, Gumukmas, Kabupaten Jember, Kamis (18/03/2021).

 

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Benni Sampirwanto dalam sambutannya mengatakan, Program OPOP ini merupakan satu ikhtiar mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren sekaligus membangkitkan perekonomian mandiri sesuai dengan Nawa Bhakti Satya Ibu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

 

"Program OPOP Jatim ini merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santripreneur, pesantrenpreneur dan sosiopreneur oleh alumni pondok pesantren dengan harapan pesantren berdaya maka masyarakat sejahtera," katanya.

 

Sekretaris OPOP Jatim, Ghofirin mengatakan, program ini terbuka untuk semua pondok pesantren di Jawa Timur. Namun Pemprov Jatim mensyaratkan pesantren yang menerima program telah terdaftar di Kementerian Agama dengan memiliki Nomor Stratistik Pondok Pesantren (NSPP).

 

Dari sekitar 6.000 pesantren yang ada di Jatim, saat ini baru sekitar 4.600 ponpes yang telah memiliki NSPP. Selama dua tahun berjalan, program OPOP telah melakukan pendampingan pada 550 ponpes dengan beragam jenis usaha mandiri yang dikembangkan.

 

“Kami menargetkan 1.000 ponpes mendapatkan pendampingan dalam program ini selama lima tahun Ibu Gubernur menjabat. Tentunya angka ini masih kecil dibandingkan potensi pesantren yang ada dan akan terus dilanjutkan pada periode berikutnya,” ujarnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Ngashor, Gumukmas, KH Nur Musthofa Hasyim menambahkan program OPOP menjadi harapan banyak pesantren yang tengah berjuang dalam membangkitkan kemandirian ekonomi santrinya, jamaahnya maupun pengurus pesantren.

 

"Di sekitar wilayah Kencong, Kabupaten Jember saat ini ada sekitar 65 pesantren yang tengah berusaha memenuhi legalitasnya untuk mendapatkan NSPP dari Kementerian Agama," tambahnya.

 

Pria yang akrap disapa Gus Mus ini menambahkan, saat ini pesantrennya tengah mengembangkan beragam usaha mandiri, diantaranya varian roti  yang dikerjakan oleh santriwati, sabun mandi, sabun cuci piring, hand sanitaizer hingga produk kosmetik yang menggunakan bahan-bahan herbal. Produk-produk tersebut merupakan hasil inovasi santri dan pengurus pesantren yang berusaha menangkap peluang dengan melihat potensi pasar yang tersedia.

 

“Produk kami masih jauh kualitasnya jika dibandingkan dengan yang serupa. Dan kami berharap Program OPOP ini mampu mengangkat kualitas dan kuantitas produk kami,” harapnya.


Pemerintahan Terbaru