Jember, NU Online Jatim
Sejak IAIN Jember bermetamorfosis menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), nama Kiai Haji Achmad Siddiq ditempelkan di belakang nama UIN kebanggaan Jember itu. Sehingga namanya menjadi UIN KHAS Jember.
Namun, ternyata akronim KHAS bukan hanya mengacu kepada nama ulama kharismatik asal Jember tersebut. Pimpinan UIN KHAS Jember juga punya akronim lain dari nama KHAS, yaitu Kolaboratif, Harmoni, Adaptif, dan Saintifik.
“Untuk mengenali karakteristik dan performa UIN KHAS Jember cukup dengan mencermati makna empat huruf dari akronim KHAS itu,” ujar Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni, saat memberikan pengarahan dalam acara Wisuda Program Sarjana S1 LXIV, Pascasarjana S2 XLVI, dan S3 XXIV di Gedung Kuliah Terpadu UIN KHAS Jember, Kamis (05/12/2024).
Ia mengatakan, akronim dengan pemaknaan sebagaimana disebutkan di atas pernah dipaparkan di hadapan tim akreditasi perguruan tinggi beberapa bulan lalu. “Dan kemudian seperti kita tahu, UIN KHAS Jember mendapat akreditasi unggul,” ucapnya.
Prof Hepni memaparkan, yang dimaksud kolaboratif adalah kemampuan untuk bersama-sama membangun kejayaan, untuk saling tolong dalam kebaikan.
Menurutnya, setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan, maka kelebihan itu harus dikumpulkan menjadi sebuah kekuatan besar untuk mewujudkan cita-cita. “Maka satu dengan yang lain, ibarat satu bangunan yang satu harus menguatkan,” jelasnya.
Prof Hepni lalu menjelaskan soal harmoni. Katanya, harmoni adalah keseimbangan antara olah pikir dan zikir, antara kognitif-afektif dan psikomotorik, antara konseptual dan operasional, dan sebagainya.
Sementara adaptif dimaknai dengan kemampuan beradaptasi dengan dinamika yang terus berubah. Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.
“Kita harus selalu mengikuti perkembangan, dan beradaptasi dengan perkembangan yang baru. Tanpa itu kita akan ketinggalan kereta, kita akan ditinggal oleh sejarah,” jelas Prof Hepni.
Terakhir adalah saintifik. Yakni, ilmu pengetahuan berbasis akademik, tindakan-tindakannya adalah tindakan-tindakan yang ilmiah. “Segala sesuatu yang kita lakukan berbasis keilmuan,” pungkasnya.