• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Rehat

Cerita Nabi Yusuf dan Keutamaan Bulan Ramadhan

Cerita Nabi Yusuf dan Keutamaan Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan memiliki keutamaan di antara bulan yang lain, seperti Nabi Yusuf dibandingkan dengan 11 saudaranya. (Foto: NOJ)
Bulan Ramadhan memiliki keutamaan di antara bulan yang lain, seperti Nabi Yusuf dibandingkan dengan 11 saudaranya. (Foto: NOJ)

Di antara pesan yang kerap diingatkan para dai adalah hendaknya saat menghadapi Ramadhan dapat menyongsongnya dengan suka cita. Hal tersebut penting sebagai bentuk kerelaan diri sekaligus mengisi Ramadhan dengan persiapan terbaik.


Salah satu bukti keistimewaan bulan Ramadhan adalah kisah Nabi Yusuf yang dalam Al-Qur’an diabadikan lewat beberapa fragmen. Aneka kisah tersebut kemudian disatukan dalam surat khusus, yakni surat Yusuf.


Keberadaan surat Yusuf dengan aneka peristiwa yang melingkupi memberikan pesan bahwa betapa pentingnya kisah tersebut untuk diambil pelajaran. Terutama tentang keluarga, keteguhan dalam bertauhid, visi dan kebajikan seorang pemimpin dan sebagainya. 


Dan lewat kreasi Muhammad ibn Husain, penulis Asrar al-Muhibbin fi Ramadhan, sebagian fragmen dari kisah Nabi Yusuf tersebut dianalogikan dengan keutamaan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya.


Nabi Yusuf lebih dicintai ayahnya, Nabi Ya’kub, dibanding 11 anak kandung lainnya sebagaimana tersirat dalam dialog berikut ini:

 

 إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

 

Artinya: Ketika itu, saudara saudara Yusuf berkata: Yusuf dan saudaranya lebih dicintai oleh ayah kita dibanding diri kita, meskipun kita sangat banyak. Sungguh, Ayah kita itu berada dalam kesesatan yang nyata. (QS Yusuf [12]: 8).


Kecintaan Nabi Ya’kub terhadap Nabi Yusuf dibanding anak kandung lainnya, menurut Muhammad ibn Husain, sama halnya dengan Ramadhan yang lebih dicintai Allah dibanding bulan lainnya.

 

  قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ 

 

Artinya: Bulan Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan penuh berkah. Allah mewajibkan kalian berpuasa Ramadhan. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibanding seribu bulan. (HR Ahmad)

 

Saat 11 saudaranya memohon Nabi Yusuf agar memenuhi kebutuhan hidup mereka, yang waktu itu dilanda kelaparan, Nabi Yusuf sebagai pemimpin Mesir, mengabulkan permohonan tersebut. Nabi Yusuf memberikan mereka makan dan memenuhi perbekalan hidup lainnya.

 

  وَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ قَالَ ائْتُونِي بِأَخٍ لَكُمْ مِنْ أَبِيكُمْ أَلَا تَرَوْنَ أَنِّي أُوفِي الْكَيْلَ وَأَنَا خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ

 

Artinya: Dan ketika Yusuf menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia berkata: (jika kalian datang ke sini lagi), bawalah kepadaku saudara kalian yang seayah dengan kalian. Tidakkah kalian melihat bahwa aku telah memberikan (kepada kalian) takaran yang penuh dan telah menjadi tuan rumah yang terbaik? (QS Yusuf [12]:59).

 

Nabi Yusuf yang membantu dan memenuhi kebutuhan 11 saudaranya tersebut sama halnya dengan bulan Ramadhan yang menjadi pengganti kekurangan seorang hamba ketika tidak maksimal menjalankan kebaikan di 11 bulan lainnya. Ramadhan menjadi bulan pelipatgandaan dan rapelan pahala, yang menjadi pelengkap ketidaksempurnaan seorang hamba dalam menjalankan ibadah di 11 bulan lainnya.

 

  كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى مَا شَاءَ اللَّهُ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ طَعَامَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي

 

Artinya: Setiap kebaikan yang dilakukan manusia dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan semisal sampai tujuh ratus kali lipat, Allah berfirman: Kecuali amalan puasa. Amalan puasa itu untuk-ku dan aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia meninggalkan makanan dan syahwatnya karena-ku. (HR Muslim).

 

Nabi Yusuf menghapus dendam, memberi maaf untuk 11 saudaranya dan Allah mengampuni mereka, meski waktu dulu mereka membuang Yusuf kecil ke sumur.

 

  قَالَ لاَ تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ يَغْفِرُ اللهُ لَكُمْ وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

 

Artinya: Yusuf berkata: Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Semoga Allah mengampuni kalian. Sebab Dialah yang paling penyayang di antara para penyayang. (QS Yusuf [12]: 93).

 

Pemberian maaf Nabi Yusuf kepada 11 saudaranya tersebut dianalogikan dengan Ramadhan yang dijadikan khusus oleh Allah sebagai bulan pengampunan, penuh berkah dan kebaikan, yang berbeda dengan 11 bulan lainnya. 


Dari 12 anak, 11 anaknya tidak mampu mengobati kesedihan, keburaman penglihatan Nabi Ya’kub karena kedukaan yang mendalam. Hanyalah Yusuf yang mampu menghapus luka dan mengembalikan penglihatan Ya’kub.

 

 اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِي بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ

 

Artinya: Pergi dan bawalah baju gamis milikku ini dan letakkanlah ia ke wajah ayahku, niscaya penglihatannya akan pulih kembali dan kemudian datanglah kepadaku bersama seluruh keluarga kalian. (QS Yusuf [12]: 93).

  

Nabi Yusuf sebagai pengobat satu-satunya luka yang diderita Nabi Ya’kub dianalogikan dengan Ramadhan sebagai bulan pengampunan dan kesempatan bagi hamba yang penuh dosa dengan bekal iman dan berharap hanya kepada Allah untuk membasuh kesalahan yang sudah diperbuat di 11 bulan lainnya.

 

  من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر الله ما تقدّم من ذنبه

 

Artinya: Siapa pun orangnya yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan bekal keimanan dan berharap hanya kepada Allah, maka Allah mengampuni dosa-dosa yang telah lalu. Waallahu a’lam.
 


Rehat Terbaru