Di balik tembok kokoh Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Jember ada kisah inspiratif tentang transformasi sampah menjadi berkah yang terukir indah. Bukan sekadar tempat menimba ilmu agama, pesantren ini menjelma menjadi pelopor pengelolaan sampah ramah lingkungan yang tak hanya menyehatkan lingkungan, tapi juga melahirkan generasi penerus bangsa yang gemilang.
Di tangan KH Yazid Karimullah, sang pengasuh, sampah tak lagi dipandang sebelah mata. Kiai Yazid bagaikan maestro yang mengubah alunan sampah menjadi simfoni prestasi. Dengan kegigihan dan kepeduliannya, Kiai Yazid merintis metode pengolahan sampah melalui pembakaran dan pendauran ulang.
Setiap hari, para santri bahu-membahu menyapu halaman dan memilah sampah. Sampah organik diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah plastik dan botol bekas dikumpulkan dengan rapi. Tak hanya itu, Kiai Yazid sendiri tak segan turun tangan membakar sampah di bak pembakaran khusus, bagaikan simbol dedikasi dan keteladanan bagi para santrinya.
Hasil dari penjualan sampah plastik dan botol bekas ini tak disia-siakan. Uang tersebut diubah menjadi beasiswa bagi para santri berprestasi, mengantarkan mereka menapaki jenjang pendidikan tinggi di Ma'had Aly Sukorejo. Kini, para alumni berprestasi tersebut kembali mengabdikan diri di pesantren, menjadi guru, kepala sekolah, bahkan Katib Ma'had Aly Nurul Qarnain dan dosen sekaligus pimpinan di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain.
Kisah inspiratif ini tak hanya menyehatkan lingkungan pesantren, tetapi juga melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. Pondok Pesantren Nurul Qarnain bagaikan mercusuar, menerangi jalan bagi pesantren lain untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar pengelolaan sampah, ini adalah cerminan dedikasi, kegigihan, dan semangat untuk membangun masa depan gemilang. Kiai Yazid telah menunjukkan bahwa sampah bukan kutukan, tapi berkah tersembunyi yang menanti untuk digali. Beliau telah menginspirasi banyak orang, membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan pendidikan dapat berjalan seiring, melahirkan generasi emas bangsa yang tak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap kelestarian alam.
Pondok Pesantren Nurul Qarnain adalah bukti nyata bahwa sampah dapat menjadi lentera penerang masa depan. Kisah inspiratif ini patut dicontoh dan disebarluaskan, menjadi motivasi bagi kita semua untuk turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan melahirkan generasi penerus bangsa yang gemilang.
Tak hanya menginspirasi, Pondok Pesantren Nurul Qarnain di Jember pun menuai pengakuan atas dedikasi mereka dalam pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan.
Selama tiga tahun berturut-turut, dari tahun 2016 dan 2017 pesantren ini dianugerahi gelar kehormatan sebagai "Pondok Pesantren Terbersih se-Kabupaten Jember" oleh Bank Indonesia dalam rangka Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sebuah prestasi yang tak lepas dari kegigihan Kiai Yazid dalam menanamkan budaya disiplin dan kepedulian terhadap lingkungan di hati para santrinya.
Selain beberapa prestasi di atas, keberhasilan Kiai Yazid dalam pengolahan sampah ini juga banyak diapresiasi oleh tokoh-tokoh nasional seperti Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa. Khofifah sering menyampaikan bahwa Pondok Pesantren Nurul Qarnain ini adalah pondok pesantren terbersih, beliau tidak segan segan mengutarakan kesenangannya berada di pesantren ini.
Tidak hanya gubernur, sejumlah tokoh-tokoh bangsa lain pun juga mengatakan hal yang sama tentang kebersihan pesantren asuhan Kiai Yazid. Di antranya adalah Prof Dr Mahfudz MD, Nurul Ghurfon Ketua KPK, Abah H Arum Sabil Pemilik City Fores Jember juga kerap kali mengakui bahwa Pesantren Nurul Qarnian ini sangat bersih.
Semangat Kiai Yazid dalam menjaga kebersihan berakar dari prinsipnya yang kuat. Kiai Yazid meyakini bahwa kebersihan bukan hanya perkara estetika, tapi juga kunci untuk kesehatan fisik dan mental para santri. Terinspirasi dari ulama-ulama salaf yang selalu mengawali kitab mereka dengan bab thaharah (kesucian), Kiai Yazid menjadikan kebersihan sebagai pondasi utama di pesantrennya.
Kegigihannya tak hanya menginspirasi para santri, tapi juga masyarakat luas. Metode pengolahan sampah praktis yang diterapkan di pesantren ini, dipadukan dengan kontrol langsung dari Kiai Yazid, menjadikannya contoh nyata pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.
Lebih dari sekadar kebersihan, Pondok Pesantren Nurul Qarnain telah menjadi oase di tengah hiruk pikuk permasalahan sampah. Kiai Yazid menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan pendidikan dapat berjalan seiring, melahirkan generasi penerus bangsa yang tak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap kelestarian alam.
Kisah inspiratif Pondok Pesantren Nurul Qarnain bagaikan simfoni merdu, mengantarkan alunan sampah menjadi beasiswa dan prestasi gemilang. Prestasi ini tak hanya membanggakan pesantren, tapi juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa sampah bukan kutukan, tapi berkah tersembunyi yang menanti untuk digali.
Mari jadikan kisah ini sebagai inspirasi untuk turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan melahirkan generasi penerus bangsa yang gemilang. Bersama-sama, kita ciptakan masa depan yang lebih hijau dan lestari, di mana sampah.
Penulis adalah Saini, Dosen Ma’had Aly dan STIS Nurul Qarnain Jember