Pasuruan, NU Online Jatim
Manusia adalah ciptaan Allah yang luar biasa dengan segala potensi yang telah dianugerahkan kepadanya. Hal ini mengartikan bahwa seharusnya manusia mempunyai kemauan yang besar untuk terus belajar, menggali potensi, serta tidak semena-mena memandang kerdil dirinya sendiri.
Pernyataan itu disampaikan Ning Wardah Nafisah dalam tayangan Rumah Cerita milik TV9 Nusantara, Ahad (05/06/2022).
“Merasa diri sendiri nggak punya bakat di bidang tertentu, padahal belum dicoba. Jangan takut mencoba, karena kalau nggak dicoba kita nggak akan tahu. Jangan sampai membatasi, mengecilkan, dan mengotak-kotakkan diri kita karena potensi yang ada dalam diri ini yang memberi adalah Allah yang maha besar, yang maha kuasa,” ujar putri Kiai Idris Hamid Pasuruan itu.
Pada kesempatan itu, Ning Wardah bercerita mengenai latar belakang pendidikannya. Disebutkan, dirinya sempat merasa ragu untuk mengambil jurusan bisnis saat S2 karena tidak linier dengan jurusan kesehatan yang ditempuhnya saat S1. Tetapi, keputusan besar itu akhirnya dipilih tentu berdasarkan berbagai pertimbangan.
“Kalau orang yang punya growth mindset, ada kesempatan dia ambil, merasa punya potensi dalam bidang tertentu terus diasah dan dikembangkan. Awalnya ragu, tapi karena saya merasa ini yang lebih bermanfaat untuk diri saya dan lingkungan sekitar jadi saya ambil,” terang lulusan London University program studi Master of Business Administration (MBA) tersebut.
Pada Rumah Cerita Episode ke-14 dengan tajuk “Privilege Bukan cuma Anak Sultan” tersebut, Ning Wardah mengungkapkan bahwa setiap orang memang dilahirkan dari latar belakang yang berbeda. Akan tetapi, kesuksesan mereka sama sekali tidak ditentukan dari sana. Kemauan, kerja keras, kegigihan, serta ketekunan itulah pengantar kesuksesan, terlepas dari siapa dan bagaimana kondisi ekonomi serta keluarganya. Sebab, banyak orang yang terlahir dari keluarga kurang beruntung secara finansial. Tetapi mampu menjadi orang besar dan punya pengaruh di masyarakat, pun sebaliknya.
“Privilege bukan hanya terlahir dari keluarga kaya raya. Punya orang tua yang memiliki kesadaran untuk memondokkan anaknya di zaman sekarang itu juga suatu privilege yang mungkin terlihat remeh, padahal punya efek yang sangat signifikan. Kita nggak bisa mengubah nasib, kalau bukan kita sendiri yang melakukan,” tandas perempuan yang juga pebisnis itu.
