• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Tapal Kuda

Bahas Moderasi Beragama, Pelajar NU Lumajang Hadirkan Rektor UAS Kencong

Bahas Moderasi Beragama, Pelajar NU Lumajang Hadirkan Rektor UAS Kencong
Seminar moderasi beragama bersama Rektor UAS Kencong, di Aula PCNU, Sabtu (28/10/2023). (Foto: NOJ/Imam Malik H)
Seminar moderasi beragama bersama Rektor UAS Kencong, di Aula PCNU, Sabtu (28/10/2023). (Foto: NOJ/Imam Malik H)

Lumajang, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Lumajang gelar seminar moderasi beragama. Acara yang bertempat di di Aula Kantor PCNU Lumajang, Sabtu (28/10/2023) ini menghadirkan narasumber Rijal Mumazziq Zionis, Rektor Universitas Al Falah Assuniyah (UAS) Kencong, Jembwe

 

Ketua PC IPPNU Lumajang Diana Pratiwi mengatakan, seminar bertajuk 'Moderasi Beragama, Polemik hingga Pandangan Sisi Kemanusiaan' ini bertujuam agar kader IPNU IPPNU di Lumajang kritis dan peduli dalam konflik bernuansa agama.

 

"Seminar tersebut adalah salah satu bentuk acara yang kreatif dan bisa membangun semangat pelajar NU dalam menyerap arti moderasi beragama, dalam polemik hingga pandangan sisi kemanusiaannya," terangnya saat dikonfirmasi melalui ponsel, Ahad (29/10/2023).

 

Di sisi lain, Gus Rijal sapaan akrab Rektor UAS Kencong selaku pemantik dalam acara membahas beberapa pendapatnya dalam moderasi beragama. Ia mengungkapkan bahwa moderasi beragama itu bukan berasal dari ideologi melainkan sebuah cara, adat, serta pandangan yang dicocokkan dengan realitas dan identitas.

 

"Makanya sudah jelas kita sebagai umat yang dari awal sudah moderat, sepatutnya memahami arti moderat itu. Moderat kita artikan tidak ekstrem juga tidak liberal, atau bisa tidak liberal juga tidak literal," ungkapnya.

 

Gus Rijal mengatakan, di Indonesia keberagaman suku, adat, agama sudah terjadi berabad-abad lamanya. Nenek moyang dulu sering berdampingan dengan agama lain, gereja berdampingan dengan masjid, pura berdampingan dengan hereja dan masih banyak lagi.

 

"Komponen kemajemukan tersebut bersifat pluralitas dan multikultural. Ini bisa menjadi salah satu pondasi utama dalam konteks berbangsa dan bernegara," katanya.

 

Di akhir penjelasannya, Indonesia yang terdiri dari 250 juta jiwa, dan kurang lebih ada 15 ribu pulau serta di dalamnya terdapat 1750 bahasa berbeda namun masih bisa disatukan.

 

"Sistem kesatuan itu disebut dengan moderasi beragama. Maka para kader IPNU dan IPPNU di Lumajang harus memahami dan menghormati segala sistem moderasi yang sudah ada sejak dulu," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru