Probolinggo, NU Online Jatim
Setelah sekian tahun melakukan pelacakan, Tim Turats Genggong akhirnya menemukan beberapa kitab karya KH Muhammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoyduddin atau Kiai Hasan Sepuh Genggong. Ia adalah pengasuh kedua Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo yang dikenal produktif menulis kitab.
Pembina Tim Turats Genggong, Nun Hassan Ahsan Malik mengatakan, pihaknya bertugas melakukan pelacakan terhadap karya-karya peninggalan masyayikh Pesantren Genggong ataupun sejarah yang berkaitan.
“Di antara misi Tim Turats Genggong adalah melacak karya masyayikh dari berbagai tahun untuk kemudian dicocokkan dengan literatur lainnya,” ujar Nun Alex, sapaan akrabnya kepada NU Online Jatim beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, saat tahap pelacakan tersebut juga dilakukan tashih atau koreksi dari berbagai aspek untuk menguji keabsahan data yang diperoleh. Proses tashih tersebut meliputi ilmu arudl, ilmu alat, dan lain sebagainya.
“Hasil tashih yang disepakati Tim Turats Genggong nantinya akan dicetak ulang sekaligus untuk mengupgrade cetakan sebelumnya,” kata Nun Alex.
Menurutnya, untuk menguatkan proses tashih tersebut sekaligus untuk mencapai misi berikutnya, Tim Turats Genggong juga melakukan pelacakan terhaap benda, foto, dan peninggalan bersejarah lainnya dari para masyayikh Pesantren Genggong.
Hingga saat ini, lanjut Nun Alex, beberapa kitab karya Kiai Hasan Sepuh Genggong telah ditemukan. Di antaranya, kitab Safinatun Najah (kitab fiqih), Aqidatut Tauhid (kitab tauhid), Al-Ahadits Al-Nabawiyah ala Tartibi Al-Ahruf Al-Hijaiyah (kitab hadits), Khutbah li 'Ied Al-Fitri wa Al-Adha, dan Khutbatun Nikah.
“Sedangkan karya Kiai Hasan Sepuh yang belum terlacak atau terpublikasi adalah Khutbah Jum'at dan Al-Syi'ru bil Lughoh Al-Manduriyyah,” pungkasnya.
Diketahui, Kiai Hasan Sepuh Genggong merupakan sosok intelektual yang produktif menulis kitab. Karya-karyanya meliputi beragam bidang keilmuan, seperti fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.
Dilansir dari @turats_genggong, Kiai Hasan Sepuh lahir di Sentong, Krejengan, Probolinggo pada 27 Rajab 1259 Hijriyah atau 23 Agustus 1843 Masehi dan wafat di Genggong pada 11 Syawal 1374 Hijriyah atau 1 Juni 1955 M.
