Syaifullah
Penulis
Suatu ketika, almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berkunjung ke Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo. Saat itu dirinya ditemani Muhammad Atho'illah Shohibul Hikam atau AS Hikam.
Kisah ini sudah sangat lama, dan terjadi sebelum Gus Dur menjadi presiden. Namun cukup enak dikenang kembali, apalagi AS Hikam masih sehat dan tentunya menjadi saksi sejarah.
Selesai ceramah, Gus Dur pamit kepada kiai tuan rumah untuk meneruskan kunjungan ke pesantren berikutnya. Sambil pamit, Gus Dur bilang: “Aku titip Hikam di sini.”
Saat dipesankan begitu, kiai tentu saja berkata siap. Dan pada saat yang sama, keberadaan AS Hikam belum kondang seperti saat ini.
Kala itu, sang kiai menyangka bahwa ‘Hikam’ adalah nama sebuah kitab. Karena kalangan pesantren paham bahwa kitab Al-Hikam adalah buah karya Syekh Ibnu Atha'illah, mursyid ketiga dari Thariqah Syadziliyah.
Karena hanya titip kitab Hikam, sang kiai tentu saja menyanggupi. Apa susahnya menjaga kitab tersebut?
Begitu Gus Dur pergi, sang kiai segera mencari ‘kitab’ itu.
Dicari-cari tak juga ketemu, akhirnya ia mengerahkan para santri untuk mencari di mana gerangan kitab Hikam titipan Gus Dur itu diletakkan. Kekonyolan ini baru berakhir setelah ia diberi tahu oleh seorang santri yang kebetulan telah mengenal nama AS Hikam.
“Oh… jadi Hikam itu nama orang," katanya disambut tawa santri.
Terpopuler
1
Lafal Doa Akhir dan Awal Tahun dalam Kitab Kanzun Najah was Surur
2
Anjuran Minum Susu Putih di 1 Muharram, Ini Doa dan Maknanya
3
Khutbah Jumat: 2 Amalan yang Sangat Dianjurkan di Bulan Muharram
4
Memasuki Bulan Muharram, Ini 12 Amalan yang Hendaknya Dilaksanakan
5
Dalil dan Keutamaan Membaca Doa Akhir dan Awal Tahun
6
BMTNU Sidoarjo Beri Pembiayaan Ratusan Juta ke MI Roudlotul Ihsan Sukodono
Terkini
Lihat Semua