Ketua PCNU Lumajang: Tartila dan JQHNU Pilar Utama Dakwah NU
Rabu, 25 Desember 2024 | 19:00 WIB
Sufyan Arif
Kontributor
Lumajang, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, KH Mohammad Darwis, memberikan wejangan penuh makna dalam acara Wisuda Akbar Tartil dan Tahfidz Juz 30 Metode Tartila Jamiyyatul Qurra' wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Lumajang, Rabu (25/12/2024). Kegiatan yang dipusatkan di Rumah Makan Istana Kuliner Lumajang itu diikuti 250 santri yang telah menyelesaikan pembelajaran melalui metode Tartila.
Dalam sambutannya, tokoh yang biasa disapa Gus Darwis ini menyebut metode Tartila dan Jamiyyatul Qurra' wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) adalah pilar utama dakwah NU. Dirinya menyoroti perjalanan pengembangan metode Tartila di Lumajang yang penuh tantangan.
"Alhamdulillah, Tartila terus berkembang. Kami telah mencetak 800 guru lebih dan 170 lembaga, serta bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Saat ini, semakin banyak lembaga yang merasakan manfaat Tartila dan meminta penerapannya," ujarnya.
Sebagai bagian dari NU, menurut Gus Darwis, JQHNU memiliki peran strategis dalam dakwah pembelajaran Al-Qur'an yang keutamaannya sangat luar biasa. Hal demikian karena Al-Qur'an akan menjadi sumber keberkahan dan pertolongan, baik di dunia maupun akhirat.
"Siapa saja yang sibuk mengurus Al-Qur'an hingga melupakan urusan dunia, Allah akan mencukupi kebutuhannya. Oleh karena itu, saya optimis terhadap JQHNU, siapapun yang menjadi pengurusnya," katanya.
Gus Darwis menekankan perlunya manajemen profesional dalam menjaga keberlanjutan organisasi, termasuk aspek pendidikan, ekonomi, peradaban, hingga politik. "Segala sesuatu harus diurus dengan rapi dan terencana, agar tetap selaras dengan visi NU," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa acara wisuda ini menjadi bukti nyata komitmen PCNU Lumajang melalui JQHNU dalam mencetak generasi qur'ani yang unggul, sekaligus memperkokoh dakwah Islam rahmatan lil ’alamin yang berkaitan dengan simbol 9 bintang dalam dakwan NU.
"Ajaran Islam yang dikembangkan NU adalah warisan ulama salaf, dengan akidah mengikuti Imam Asy'ari dan Maturidi, fikih empat imam madzhab, serta tasawuf dari Imam Al-Junaid dan Al-Ghazali. NU juga harus memadukan ajaran lama dengan yang baru, menjadi lentur dan dinamis," jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Darwis menegaskan bahwa dakwah NU harus mencerminkan Islam rahmatan lil’ alamin, yang moderat, toleran, dan berimbang. “Inilah yang membedakan NU, termasuk dalam dakwahnya melalui JQHNU,” pungkasnya.
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
3
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
4
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua