Pasuruan, NU Online Jatim
Keselamatan manusia dapat ditentukan dari seberapa mampu dirinya menjaga lisannya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kiai Idris Hamid dalam pengajian rutin kitab Nadhom Sullam At-Taufiq, Rabu (14/09/2022) di Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan.
Kiai Idris menjelaskan bahwa perkara-perkara yang termasuk dalam dosa lisan ialah maksiat lisan itu sendiri. Mulai dari membicarakan keburukan orang lain (ghibah), menuduh, mengadu domba (namimah), dan sebagainya. Bahkan, terdapat sebuah hadis yang menyebutkan tentang keharaman masuk surga bagi pelaku adu domba.
“Salah satu dosanya lisan adalah maksiat lisan itu sendiri, contohnya namimah atau adu domba. Bahkan dalam kitab Riyadhlus Shalihin disebutkan dilarang masuk surga bagi orang yang mengadu domba,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan itu.
Bahaya adu domba, ditegaskan Kiai Idris dapat menyebabkan retaknya hubungan rumah tangga hingga keluarga. Akibat-akibat yang ditimbulkan dapat memecah belah persatuan.
“Banyak hubungan rumah tangga dan keluarga yang hancur karena adanya adu domba. Hebatnya adu domba sampai bisa memecah belah persatuan,” ungkapnya.
Dirinya lantas mengutip sebuah hadis yang menjelaskan tentang ancaman Allah terhadap orang-orang yang menghina orang sholeh. Sehingga Kiai Idris berpesan agar selalu berhati-hati dalam berbicara.
“Kata Imam Al-Ghozali, orang yang mengolok-olok ahli ibadah, orang sholeh, ulama, maka Aku (Allah) sendiri-lah yang akan berperang pada orang itu. Jadi hati-hati jaga lisan, jangan sampai keluar kalimat-kalimat yang merendahkan,” pungkasnya.