• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Tapal Kuda

Kiai Idris Pasuruan: Kasih Sayang Allah Tak Terbatas

Kiai Idris Pasuruan: Kasih Sayang Allah Tak Terbatas
KH Idris Hamid, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan. (Foto: NOJ/ Diana Putri M)
KH Idris Hamid, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan. (Foto: NOJ/ Diana Putri M)

Pasuruan, NU Online Jatim
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan, KH Idris Hamid mengatakan, bahwa kasih sayang Allah kepada manusia sangat tidak terbatas. Bumi seisinya diciptakan dan telah diatur-Nya sedemikian rupa agar dapat ditinggali dengan nyaman oleh para makhluk, termasuk manusia.


Penegasan tersebut disampaikan putra KH Abdul Hamid tersebut saat mengisi pengajian rutin kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali di pondok pesantren setempat pada Jum’at (10/06/2022).


Kiai Idris menyebutkan, salah satu contohnya adalah air. Menurutnya, manusia tidak bisa menciptakan air, mereka yang tergabung pada sebuah badan usaha milik daerah hanya memberikan pelayanan air bersih layak pakai ke tempat tinggal warga menggunakan sistemnya yang canggih.


“Air itu diberikan Allah secara gratis, PDAM hanya menyalurkannya lewat selang-selang agar bisa kita manfaatkan, bukan yang menciptakan air. Tapi manusia seringkali lupa akan nikmat Allah, padahal di Al-Qur`an sudah diingatkan agar menjadi hamba yang bersyukur,” ungkapnya.


Bentuk ungkapan rasa syukur, lanjut Kiai Idris, sebagaimana dijelaskan dalam kitab karangan Imam Al-Ghazali itu, adalah dengan beribadah kepada Allah SWT. Mulai dari ibadah yang berhukum fardhu hingga sunnah.


“Sunnah muakkad itu sunnah yang dikuatkan, posisinya di bawah wajib (fardhu). Contohnya kalau madzhab Syafi’i itu shalat sunnah qobliyah subuh. Menurut madzab Hanafi witir pun hukumnya sunnah muakkad, kalau madzhab Syafi’i termasuk sunnah,” ungkapnya.


Dirinya pun lantas mencontohkan sosok Nabi Muhammad SAW yang melaksanakan shalat malam sampai kedua kakinya gemetar karena shalat yang cukup lama. Seorang hamba baik dan bersyukur, seyogyanya melaksanakan sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi.


Selain itu, ia menjelaskan bahwa ada ibadah selain shalat yang juga dapat menambah rasa syukur. Ibadah itu ialah kurban yang dilaksanakan satu tahun sekali setiap bulan Dzulhijjah. Diceritakan Kiai Idris, bahwa ayahnya, Kiai Hamid selalu berkurban sapi setiap tahunnya bahkan di tahun wafatnya.


“Kiai Hamid setiap tahun itu kurban sapi dan tidak ada yang tahu kecuali tukang jagal. Sampai tahun wafatnya di bulan maulid, itu sudah menyerahkan uang untuk kurban di bulan Dzulhijjah, sebelas bulan sebelumnya sudah dipersiapkan. Jadi orangnya sudah wafat, kurbannya tetap jalan,” pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru