Kisah Pilu Ibu Meninggal sambil Memeluk Bayi akibat APG Semeru
Rabu, 5 Januari 2022 | 10:30 WIB

​​​​​​Davian di makam ibu, ayah dan adiknya di Desa Sidorejo Kecamatan Rowokangkung Lumajang. (NOJ/Sufyan)
Sufyan Arif
Kontributor
Lumajang, NU Online Jatim
Genap satu bulan sudah bencana erupsi Semeru terjadi. Banyak kisah memilukan yang dialami beberapa korban. Di antaranya adalah kisah ibu bernama Putri Novitasari warga Dusun Curah Kobo'an Desa Supiturang Pronojiwo. Ia ditemukan meninggal sambil memeluk Naura, bayinya dalam posisi digendong. Nyawa keduanya tak dapat ditolong akibat tertimpa Awan Panas dan Guguran (APG) Semeru.
Â
Pepatah bahwa kasih ibu sepanjang jalan dan kasih anak sepanjang galah benar-benar tergambar dari kisah Novitasari. Jenazahnya lekat memeluk anaknya yang masih bayi dengan separuh badan tertimbun pasir Semeru di dapur rumahnya. Hal itu yang akhirnya membuat keduanya dimakamkan tetap dengan kondisi seperti itu di satu liang lahad.
Â
"Tidak mungkin dipisah, karena kondisinya melekat, nempel mas," cerita Paimo Ayah Novitasari saat ditemui NU Online Jatim di kediamannya di Desa Sidorejo Rowokangkung Lumajang beberapa waktu berselang.
Â
Sedangkan Narti, ibu dari Novitasari mengatakan sebelumnya tidak pernah menyangka jika putri dan cucunya begitu cepat meninggalkannya. Sebelum kejadian erupsi itu pun, Narti sempat video call putrinya sekadar menanyakan kabar.
Â
"Tidak ada firasat apa-apa, hanya saja dua hari sebelum kejadian anak saya ini selalu muncul di pikiran saya. Sebenarnya dia waktu itu tak suruh ke sini karena ada acara haul mbahnya, tapi dia ndak mau karena anaknya sedang ujian semester," ungkap Narti dengan air mata berderai.
Â
Narti juga bercerita, suami anaknya yang seorang penambang pasir juga ditemukan meninggal, namun baru dimakamkan tanggal 29 Desember 2021. Akhinya  dimakamkan di samping istrinya di pemakaman umum Desa Sidorejo.
Â
"Menantu saya itu sempat menelpon dan memberikan kabar jika ada lahar. Semuanya sudah takdir mas, ya alhamdulillah Davian anaknya yang satunya bisa selamat," terang Narti sambil mengelus cucu satunya yang selamat.
Â
Kini Narti dan suaminya berjanji akan membesarkan cucunya yang tak lain adalah anak dari Novitasari yang kini sebatang kara. Karena seluruh keluarga di Dusun Curah Kobo'an juga seluruhnya meninggal dunia.
Â
"Besan saya juga meninggal. Davian ini mau bersama siapa lagi kalau tidak sama kita. Kalau nanti dapat jatah hunian sementara, ya tetap kita ambil. Tapi biar Davian bersama kita dulu mas," pungkasnya.
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim dan MMB SPS Unair, Bersatu Hadapi Bencana
2
Gerakan Koin sebagai Pilar Kemandirian dan Konsolidasi NU
3
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
4
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
5
20 Dai Muda Jatim Resmi Jadi Kader Kemenag RI, Siap Berdakwah di Era Digital
6
LF PBNU Tetapkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025
Terkini
Lihat Semua