• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Tapal Kuda

Kisah Soleh, Santri yang Seluruh Keluarganya Meninggal Sebab APG Semeru

Kisah Soleh, Santri yang Seluruh Keluarganya Meninggal Sebab APG Semeru
Soleh, santri di Lumajang yang seluruh keluarganya meninggal karena APG Semeru. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
Soleh, santri di Lumajang yang seluruh keluarganya meninggal karena APG Semeru. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Benar-benar memilukan apa yang dialami Soleh (14 tahun), santri asal Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang. Dirinya kini tidak lagi dapat melihat wajah ayah, ibu dan adik yang disayanginya setelah ketiganya dikabarkan meninggal terkena terjangan Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru yang erupsi pada Sabtu (04/12/2021) dua minggu lalu.
 

Soleh merupakan santri Pondok Pesantren Wahyu Hidayataul Islam Desa Kloposawit, Candipuro, Lumajang, saat kejadian erupsi dirinya memang tidak melihat dan mengalami langsung karena di tempat dirinya menimba ilmu tidak terkena dampak Erupsi.
 

Santri yang bercita-cita menjadi dokter ini tahu kabar erupsi Semeru pada Ahad (05/12/2021) besoknya saat dijemput sanak saudaranya yang mengabarkan keadaan kampungnya yang luluh lantak. Saat ditanya, saat ini Soleh lebih banyak diam dengan guratan kesedihan masih tampak di wajahnya.
 

"Semoga ayah, ibu, adik masuk surga dan semoga nanti bisa bertemu disana," doa Soleh yang baru mondok selama dua tahun ini untuk seluruh keluarganya saat dimintai keterangan NU Online Jatim pada Senin (20/12/2021).
 

Mbah Inem nenek Soleh yang selamat dari bencana bercerita, saat kejadian dirinya berhasil melarikan diri bersama menantunya dan anaknya yang lain dan langsung menuju Balai Desa Sumberwuluh dengan mengendarai sepeda motor yang saat itu kondisi mulai gelap.
 

"Itu secara tiba-tiba, saya sama orang tua Soleh ini tidak satu rumah. Saat kejadian banyak yang sudah terlambat menyadari datangnya lahar panas itu, sehingga ya terjebak," ungkap Mbah Inem sambil menangis.
 

Mbah Inem lanjut bercerita, rumahnya dan rumah yang ditempati Soleh bersama orang tuanya sebenarnya tidak tertimbun abu. Rata-rata keluarganya yang meninggal terjebak lahar panas saat berlari menyelamatkan diri.
 

"Keluarga saya 7 yang meninggal, suami, dua orang anak termasuk ayahnya Soleh ini, ibunya Soleh, tiga cucu salah satunya adiknya Soleh. Yang ditemukan jasadnya masih tiga," cerita Mbah Inem dengan sedih.
 

Salah satu keluarganya yang ditemukan menurut Mbah Inem adalah Ibu dan adik Soleh yang sudah dimakamkan. Sedangkan jasadnya Ayah Soleh hingga hari ini masih belum disemayamkan menunggu hasil tes DNA yang sudah dilakukan.
 

"Saya berharap segera dimakamkan," pungkas Mbah Inem.
 

Saat ini Soleh bersama Mbah Inem beserta anaknya yang selamat dari bencana tinggal dirumah anaknya yang ada di Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir, Lumajang hingga Hunian Sementara (Huntara) yang dijanjikan pemerintah selesai dibangun.


Tapal Kuda Terbaru