• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Tapal Kuda

Kisah Umar bin Khattab yang Tegas, Diam saat Diomeli Istri

Kisah Umar bin Khattab yang Tegas, Diam saat Diomeli Istri
Kiai Hasbullah Huda saat mengaji kitab Uqudul Lujain Karya Ulama Nusantara, Syaikh Nawawi bin Umar Al Banteni di studio Media Center An-Nahdloh Lumajang, Selasa (11/10/2022). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
Kiai Hasbullah Huda saat mengaji kitab Uqudul Lujain Karya Ulama Nusantara, Syaikh Nawawi bin Umar Al Banteni di studio Media Center An-Nahdloh Lumajang, Selasa (11/10/2022). (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Diam dan menahan diri bagi seorang suami saat istri mengomel atau marah kepadanya bukan merupakan hal yang mudah. Suami yang notabene sebagai pemimpin rumah tangga harus menahan dan menekan egonya agar bisa diam mendengar omelan istri.


Kejadian ini pernah dialamai Khalifah kedua, Umar bin Khattab yang lebih memilih diam saat istrinya marah kepadanya.


Kisah tersebut dijelaskan Kiai Hasbullah Huda saat mengaji kitab Uqudul Lujain Karya Ulama Nusantara, Syaikh Nawawi bin Umar Al Banteni di studio Media Center An-Nahdloh Lumajang, Selasa (11/10/2022).


Kiai Huda menceritakan, suatu hari ada seorang laki-laki datang ke kediaman Umar bin Khattab.


"Dia datang dengan maksud menyampaikan curhatannya mengenai perilaku jelek istrinya. Dia menunggu di pintu Sayyidina Umar keluar. Tiba-tiba dia mendengar istri Sayyidina Umar memarahi dan ngomel kepada Sayyidina Umar. Dan Sayyidina Umar diam saja saat diomeli tidak menjawab. Padahal beliau terkenal tegas dan pemberani," tutur Kiai Huda. 


Ia melanjutkan, mendengar dan tahu apa yang dialami pemimpinnya, lak-laki tersebut mengurungkan niatannya untuk curhat perihal istrinya. Di mana istri laki-laki tersebut ternyata juga suka ngomel dan marah kepada dirinya.


"Sambil lalu berpaling dari rumah Sayyidina Umar, laki-laki tadi berkata, amirul mukminin saja seperti ini, apalagi saya yang bukan siapa-siapa, ternyata sama saja," imbuh Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sukodono Lumajang ini.


Di dalam rumah usai Sayyidina Umar dimarahi, ungkap Kiai Huda, Sayyidina Umar yang tahu jika ada tamu menunggunya dan kembali pulang bergegas menyusul laki-laki tadi kemudian memanggilnya.


"Hai, mau ke mana? Sudah ke sini ndak jadi? Apa keperluanmu?" jelas Kiai Huda menirukan perkataan Sayyidina Umar.


Kiai Huda menambahkan, laki-laki tersebut dengan berani menjelaskan kenapa dirinya tidak jadi bertamu karena melihat Sayyidina Umar dimarahi dan diomeli istrinya dengan tidak menimpali serta membalas sepatah katapun. Laki-laki tadi menanyakan alasan perihal diamnya Sayyidina Umar saat diomeli istri.


"Sayyidina Umar menjawab, aku menahan diri tidak menegeluarkan sepatah kata karena istriku punya tanggung jawab besar untukku. Dia membantuku, dia memasak makanan untukku, memasak roti, mencuci bajuku, menyusui dan merawat anakku, padahal hal itu tidak wajib baginya, itu kewajibanku sebenarnya. Tapi istriku melakukan hal itu untukku, maka saya diam saja saat diomeli," tandas Kiai Huda.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru