Tapal Kuda

Sekelumit Sejarah Berdirinya Kantor PCNU Kraksaan Tahun 1981

Ahad, 4 Mei 2025 | 18:00 WIB

Sekelumit Sejarah Berdirinya Kantor PCNU Kraksaan Tahun 1981

Penampakan gedung Kantor PCNU Kraksaan. (Foto: NOJ/ Saifullah)

Kraksaan, NU Online Jatim

Sejak berdiri pada 1930, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kraksaan belum memiliki gedung kantor sendiri. PCNU Kraksaan yang secara struktural berada di bawah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini, baik administrasi maupun sarana dan prasarananya, masih sangat terbatas.

 

Sejak tahun 1975, Kantor PCNU Kraksaan berada di Pondok Pesantren Badridduja Kraksaan di bawah asuhan KH Badri Mashduqi hingga tahun 1981. Sebab, mulai tahun 1975 ini KH Badri Mashduqi mendapat amanah sebagai Rais PCNU Kraksaan, yang sebelumnya dijabat oleh KH Zaini Mun'im, pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. 

 

Kepemimpinan KH Badri Mashduqi sebagai Rais PCNU Kraksaan mulai tahun 1975 sampai tahun 1984. Sedang Ketua PCNU Kraksaan di periode itu dijabat oleh KH Abdul Wahid Zaini (pengasuh kedua Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton). Pada periode kepengurusan inilah PCNU Kraksaan mulai memiliki gedung sendiri sehingga administrasi pun mulai tampak maju dan berkembang. 

 

Berdasarkan surat undangan dengan nomor: 192/Tnf/PC/L-41/II-1981, tertanggal, Kraksaan, 18 Rabiul Akhir 1401 H. / 23 Februari 1981 M., Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kraksaan mengirim undangan dengan agenda atau acara, "Selamatan Kantor PCNU Krakssan" berada di Kantor PCNU Kraksaan (kantor baru).

 

Dalam acara itu, KH Badri Mashduqi dalam pidato pengarahannya, menyatakan bahwa keberadaan Kantor PCNU Kraksaan merupakan upaya dan kerja keras kepengurusan, yakni bukan hasil pinjaman tapi merupakan hasil yang wajar. 

 

Adapun lebih lengkapnya dari pidato pengarahan KH Badri Mashduqi kala itu ialah sebagaimana berikut ini:

 

"Cita-cita mendirikan kantor merupakan impian lama yang tak pernah kunjung datang, kecuali setelah jamiyah ini mengalami ujian pahit dan getir, yaitu saat jamiyah ini sudah tidak punya lagi aparat eksekutif di pemerintahan seperti pada masa keemasannya dahulu, yaitu masa memasuki periode partai politik."

 

"Memang jamiyah yang anggotanya cukup besar sungguh pun lebih banyak yang hidupnya di bawah garis lumayan. Namun ciri-ciri khas yang dapat kita kenal daripada kehidupan mereka suka berpartisipasi di dalam amal-amal as-shalihat dan al-khairiyat, utamanya dalam mabadi khairu ummah asal menemukan pemimpin yang jujur, dapat dipercaya."

 

"Jadi, seandainya kantor NU di Cabang Kraksaan tidak bisa didirikan sampai sekarang ini, mesin stensil tidak punya, sedang alat-alat kantor paling banter cuma almari tua dan arsip-arsip yang tak terurusi, berserakan di sana-sini. Semua ini karena faktor kantor belum pernah kita atasi."

 

"Nah, karena itu, marilah kita bersyukur kepada Allah karena kenyataan bahwa di Cabang NU Kraksaan sekarang ini sudah berdiri kantor NU bukan karena pinjaman, bukan hasil pinjaman, bukan hasil menjual prinsip, tapi hasil yang wajar. Harapan kami, marilah sejak sekarang kita nawaitu dengan bertekat bulat untuk selalu kita beramal amali dan ber-amali maktabi yaitu kerja kantor."

 

Penulis: Saifullah

 

*) Tulisan ini berdasarkan data atau arsip PCNU Kraksaan baik surat undangan maupun arsip kumpulan milik almarhum KH Badri Mashduqi.