• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 27 Maret 2025

Tokoh

Kepemimpinan dalam Perspektif KH Badri Mashduqi Kraksaan

Kepemimpinan dalam Perspektif KH Badri Mashduqi Kraksaan
KH Badri Mashduqi. (Foto: NOJ/Saiful)
KH Badri Mashduqi. (Foto: NOJ/Saiful)

Almarhum almaghfurlahu KH Badri Mashduqi, pendiri Pesantren Badridduja Kraksaan, Probolinggo (1967-2002), memiliki pemahaman yang luas baik dalam keagamaan maupun umum karena memiliki tingkat cukup tinggi. Di antaranya tentang pemahaman kepemimpinan yang juga bisa kita jadikan referensi. 

 

Dalam makalah Kiai Badri yang merupakan Pidato Pengarahan Rais Syuriyah Nahdlatul Ulama Kraksaan pada 28 Maret 1981, ia memberikan uraian tentang kepemimpinan. 

 

Kiai Badri menyatakan bahwa Rasulullah merupakan teladan dalam kepemimpinan. Berikut pernyataan Kiai Badri:

 

"Tentang leader dan diferensiasi (membagi-bagikan pekerjaan) ada contoh yang menarik dan baik sekali kita jadikan teladan dari kehidupan Nabi SAW. Menurut riwayat, suatu ketika nabi capek dan karena lama tidak bersentuhan makanan dengan sahabatnya, mencari-cari, akhirnya ada seorang sahabatnya menawarkan kambing biri-biri. Seorang yang bersama Nabi berkata, saya tukang sembelihnya, diikuti yang lain menyatakan, saya sanggup menguliti, dan yang lain lagi berkata, saya yang memasaknya. Dan nabi pun berkata, saya yang cari kayu bakar. Serentak yang lain berkata, cukup kami yang melakukan, cari kayu bakar, tidak usah engkau Ya Nabi. Kata Nabi: Saya tidak ingin mengistimewakan diri saya sebab Allah membenci hambanya yang mengistimewakan diri di antara rekan-rekannya."

 

Bagi Kiai Badri, bahwa pemimpin yang baik adalah orang yang memiliki akhlak yang mulia, bukan sekadar dengan instruksi, bukan hanya dengan ucapan, dekat dengan Allah dan umat.

 

"Pemimpin yang baik adalah orang yang memimpin dengan kepribadian, sepak terjang dan akhlaknya yang mulia, bukan semata-mata dengan instruksi dan ucapan-ucapannya saja, dia dekat kepada Allah dan dekat kepada umat yang dipimpinnya. Sebab pemimpin yang tidak dekat dengan umat yang dipimpin lebih layak disebut pembesar, kendatipun kebesaran menurut Islam diukur dengan kemampuan berpikirnya dan prestasi-prestasi kerjanya, utamanya takwanya, bukan karena pameran-pameran yang formalitas seperti kekayaan dan sebagainya,” kata Kiai Badri.

 

Pemimpin Islam yang ideal di samping memiliki sifat-sifat tersebut menurut Kiai Badri adalah pemimpin yang mampu mempersiapkan kader-kadernya.

 

"Pemimpin Islam yang ideal adalah mampu mempersiapkan kader-kader penggantinya sebelum dia mundur, sebab pemimpin yang tidak mampu berbuat demikian itu namanya pemimpin mandul,” kata Kiai Badri.

 

Penulis: Saifullah, Ketua Syaikh Badri Institute (SBI)


Tokoh Terbaru