Pasuruan, NU Online Jatim
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Kabupaten Pasuruan mengadakan Pergelaran Kidung Cinta dalam rangka mensyukuri Pemilu 2024. Kegiatan tersebut dipusatkan di Pondok Pesantren Darul Ulum, Karang Pandan, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Rabu (14/02/2024).
Wakil Ketua PC Lesbumi NU Kabupaten Pasuruan, Haidar Hafiz menyampaikan, tujuan kegiatan ini adalah untuk mensyukuri nikmat pemilu serentak yang berlangsung damai tanpa ada perpecahan, khususnya di Pasuruan Raya.
"Alhamdulillah, berjalannya pemilu kali ini serasa nikmat dan damai. Semoga ini bisa menjadikan awal yang baik di negara kita," ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan rasa syukur ini penting dilaksanakan karena banyak sekali negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam terpecah belah karena pemilihan presiden atau pemimpin suatu negara.
"Pemilu bukan ajang yang menang dan yang kalah, tetapi ajang pesta demokrasi terbesar di Indonesia," terangnya.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara mukjizat yang nyata dan hanya Allah yang bisa, karena Dialah Sang Pencipta bumi dan isinya. Maka dari itu, Pemilu di Indonesia berlangsung damai itu tidak luput dari mukjizat yang Allah turunkan di Tanah Air.
"Banyak orang yang ingin merusak negara Indonesia, seperti halnya di Timur Tengah, namun Allah menurunkan mukjizatnya sehingga tidak terjadi seperti halnya di Timur Tengah," ungkapnya.
Sementara itu, Ismu Aji salah satu penonton pergelaran ini mengaku bersyukur dapat hadir dan melihat pergelaran wayang dari Lesbumi NU Pasuruan. Menurutnya, wayang adalah budaya Indonesia yang ada sejak zaman Wali Songo.
"Acara ini sangat mengedukasi masyarakat, khususnya generasi milenial dan generasi Z. Karena di dalam cerita wayang banyak sekali makna yang terkandung dan dapat dipetik hikmahnya," katanya.
Dirinya pun sangat mengapresiasi kegiatan ini karena tidak hanya diisi dengan pewayangan, tetapi juga menyuguhkan penampilan musik khas Pasuruan, yakni Terbang Bandhung. Penampilan dari Terbang Bandhung ini dikolaborasikan dengan tembang, suluk, dan puisi.
"Dengan adanya acara ini kita dapat menambah wawasan dan referensi musik, bahwa tembang suluk tidak kalah indah dengan lagu dangdut koplo," tandasnya.