• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Tapal Kuda

Tradisi Ter-Ater Warga Kota Pasuruan dalam Menyambut Hari Raya

Tradisi Ter-Ater Warga Kota Pasuruan dalam Menyambut Hari Raya
Tradisi ter-ater dalam menyambut hari raya idul fitri. (Foto: NOJ/Winda Badiatul Jamilah)
Tradisi ter-ater dalam menyambut hari raya idul fitri. (Foto: NOJ/Winda Badiatul Jamilah)

Pasuruan, NU Online Jatim

Bulan suci Ramadhan di setiap daerah memiliki tradisi masing-masing. Dimana menjelang lebaran atau menyambut datangnya hari raya Idul Fitri di daerah Kota Pasuruan biasanya terkenal dengan tradisi 'ter-ater'. 


Ter-ater adalah bahasa Madura yang bisa diterjemahkan dengan bahasa Indonesia antar-mengantar. Maksudnya saling mengantar kue dan nasi antar tetangga dekat.


Warga Desa Kebonagung, Alfian mengatakan, ter-ater ini sebagai bentuk rasa membahagiakan orang yang sedang berpuasa dengan memberikan makanan yang siap saji.


"Di kampung kami ini biasanya berbagi nasi kotak atau kadang kue ke para tetangga dan sanak saudara," ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (07/04/2024).


Menurutnya ter-ater ini ternyata saling membalas, yang dimana di keesokan harinya tetangga juga berbagi. Sehingga tradisi ini seakan-akan saling balas membalas. "Di tempat kami masih jarang berbagi sembako. Mereka mempertahankan tradisi ini dengan membagi makanan siap saji," terangnya.


Ia menyebut, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan rasa persaudaraan antar tetangga. Sedangkan kepada saudara hubungan akan menjadi semakin erat.


Sementara itu, warga Kejobo Lor, Musri'ah mengaku, ter-ater ini melambangkan perayaan hari raya idul fitri yang akan segera tiba. Ter-ater di kampung ini sudah tercampur modern. Dimana ibu-ibu muda berbaginya bukan makanan saji, melainkan seperti sembako atau bingkisan parsel.


“Untuk berbagi makanan saji masih ada, cuman ada beberapa tetangga yang berbaginya tidak makanan saji," ungkapnya.


Tradisi ter-ater ini sebagai tombak eratnya hubungan seseorang dengan seseorang lain. Dimana tradisi ini masih terjaga dan tak bisa terpisahkan oleh manisnya bulan suci Ramadhan ini. Dirinya menjelaskan, ter-ater ini menjadi tradisi turun temurun. Sehingga jika tidak dilakukan, serasa ada yang kurang saja di dalam bulan suci ini.


"Maka dari itu, kami masih mempertahankan tradisi ini sebagai bentuk rasa kebahagiaan dimana bulan Ramadhan adalah bulan suci penuh keberkahan," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru