• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Jujugan

Menengok Tradisi Praonan saat Riyoyo Pitu di Kota Pasuruan

Menengok Tradisi Praonan saat Riyoyo Pitu di Kota Pasuruan
Tradisi Praonan saat riyoyo pitu di Pantai Panggung, Kelurahan Panggung, Kecamatan Panggung Rejo, Kota Pasuruan. (Foto: NOJ/ Winda Badiatul Jamilah)
Tradisi Praonan saat riyoyo pitu di Pantai Panggung, Kelurahan Panggung, Kecamatan Panggung Rejo, Kota Pasuruan. (Foto: NOJ/ Winda Badiatul Jamilah)

Pasuruan, NU Online Jatim

Di hari ketujuh lebaran Idul Fitri atau riyoyo pitu di Kota Pasuruan ada Tradisi Praonan. Dalam tradisi ini warga berbondok-bondong datang ke Pantai Panggung, Kelurahan Panggung, Kecamatan Panggung Rejo, Kota Pasuruan untuk menaiki perahu ke tengah laut.

 

Siti Ningrummaida, warga Kota Pasuruan yang berkunjung dan melihat langsung tradisi tersebut mengatakan, adanya kegiatan tersebut sebagai ajang silaturrahim dengan kerabat, teman, dan lainnya.

 

"Ketika hadir kesana (lokasi acara Praonan) biasanya tidak sengaja kita akan berjumpa dengan teman masa lalu. Dengan begitu serasa rindu kepada mereka terbalaskan. Teman-teman yang kutemui juga bersama keluarganya masing-masing untuk ikut menaiki perahu," kata Ningrum.

 

Pantauan NU Online Jatim, masyarakat sejak pagi hari sudah mulai berdatangan. Mereka mulai mengantri secara bergiliran untuk menaiki perahu ke tengah laut. Terlihat di tepi pantai begitu ramai oleh pengunjung. Masyarakat sekitar juga mendirikan sound sistem demi mensukseskan tradisi Praonan tersebut.

 

"Saya pribadi berangkat pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06.30 WIB. Kalau siang kasian anak-anak karena matahari sangat terik,” ujar Ningrum.

 

Disebutkan, bahwa lumrahnya masyarakat menaiki perahu ke tengah laut milik kerabatnya sendiri. Sebagian lainnya menyewa perahu nelayan setempat dengan membayar ongkos sesuai yang telah disepakati.

 

Menurut Ningrum, tujuan kegiatan tersebut yaitu untuk melestarikan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan. Biasanya, lanjut Ningrum, kegiatan Praonan tersebut bersamaan dengan Petik Laut, tradisi selamatan warga pesisir pantai dengan melarung makanan ke tengah laut agar nantinya nelayan mendapatkan hasil yang berlimpah.

 

“Tapi tahun ini tidak ada. Katanya karena faktor Covid-19 yang baru saja berlalu. Ada pula yang bilang karena perekonomian masih kurang stabil," pungkasnya.


Jujugan Terbaru