• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Dirundung Kesulitan dan Miliki Keinginan? Laksanakan Shalat Hajat!

Dirundung Kesulitan dan Miliki Keinginan? Laksanakan Shalat Hajat!
Bila tengah dirundung masalah dan memiliki keinginan, disarankan melaksanakan shalat hajat. (Foto: NOJ/NKr)
Bila tengah dirundung masalah dan memiliki keinginan, disarankan melaksanakan shalat hajat. (Foto: NOJ/NKr)

Siapa saja akan menghadapi aneka problema hidup. Dan ada kalanya masalah yang dihadapi bisa diselesaikan dengan mudah, namun tidak jarang ternyata demikian sulit. Salah satu cara agar bisa keluar dari beragam kesulitan hidup adalah dengan melaksanakan shalat hajat.


Karena dalam sebuah keterangan, orang yang sedang dirundung kesulitan atau memiliki sebuah kepentingan tertentu dianjurkan untuk melakukan shalat dua rakaat dan berdoa menyatakan hajatnya kepada Allah SWT. Diharapkan dengan melaksanakan shalat hajat tersebut maka sejumlah keinginan, harapan dan kesulitas hidup ditemukan solusi terbaiknya. 


فمن ضاق عليه الأمر ومسته حاجة في صلاح دينه ودنياه وتعسر عليه ذلك فليصل هذه الصلاة الآتية


Artinya: Orang sedang mengalami kesempitan, berhajat untuk membuat mashlahat agama dan dunianya, dan merasakan kesulitan karenanya, hendaklah melakukan shalat sebagai berikut. (Lihat: Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman: 103).   


Syekh M Nawawi Banten menyebutkan riwayat dari Wahib bin Al-Warad yang menyebutkan doa makbul yang diawali dengan shalat sunah sebanyak 12 rakaat. Pada setiap rakaat dibaca surat Al-Fatihah, ayat Kursi, dan surat Al-Ikhlas. Berikut ini doa yang dibaca setelah shalat 12 rakaat. 



   سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهَ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


Artinya: Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana. (Lihat: Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 103-104).   


Selepas baca doa ini, seseorang baru berdoa sungguhan dengan menyebutkan hajat khususnya. Meski pun demikian, pelaksanaan dua rakaat dianggap memadai dari 12 rakaat shalat hajat tersebut. Dua rakaat shalat sunnah hajat ini tidak mesti dilakukan secara khusus.   


Dua rakaat shalat hajat ini terbilang memadai dengan mengerjakan shalat fardhu atau shalat sunah tahiyatul masjid atau shalat sunah lainnya. Tetapi alangkah baiknya shalat hajat ini dikerjakan secara khusus.   


Selesai shalat dua rakaat, seseorang juga dianjurkan untuk bershalawat dan membaca doa di atas. Setelah itu ia membaca doa Rasulullah SAW sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. 


   لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ


Artinya: Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. (Lihat: Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman: 104).  

 

Artikel diambil dariTata Cara Shalat Hajat

 

Setelah itu, orang yang sedang memiliki hajat tertentu melanjutkan bacaan doa Rasulullah SAW riwayat Imam at-Tirmidzi berikut ini. 


   اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


Artinya: Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang Maha Pengasih. (Lihat: Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman: 104).   

 

Ketentuan Shalat Hajat


1. Shalat dua rakaat (atau 12 rakaat). 


2. Dianjurkan membaca surat Al-Fatihah, ayat kursi, dan Al-Ikhlas (atau surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya). 


3. Membaca shalawat. 


4. Doa yang warid, doa hajat. 


5. Doa kepada Allah menyatakan hajat pribadinya.   


Shalat hajat ini dimasukkan oleh Mazhab Syafi‘i sebagai salah satu shalat sunah yang dikerjakan ketika seseorang sedang memiliki hajat tertentu baik hajat yang berkaitan dengan kemaslahatan agama dan duniawinya. Juga merupakan salah satu bentuk munajat seorang hamba kepada Allah SWT.

 

Wallahu a‘lam.


Keislaman Terbaru