• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Keislaman

Hati-hati, Jangan Makan dan Minum Sembarangan

Hati-hati, Jangan Makan dan Minum Sembarangan
Makanan dan minuman harus diperhatikan unsur halal dan haramnya (Foto:NOJ/Jovee.id)
Makanan dan minuman harus diperhatikan unsur halal dan haramnya (Foto:NOJ/Jovee.id)

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar manusia yang tentu diperlukan dalam kehidupan. Bahkan, dari makanan dan minuman, seseorang dapat merasakan langsung nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya.


Di antara ayat yang menyatakan terkait peran penting makanan ada dalam surat ‘Abasa, ayat 24:


فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ


Artinya: Hendaknya manusia memperhatikan tentang makanannya (yang dikonsumsi).


Menurut Wahbah Zuhaili dalam Tafsir al-Wajiz menyebutkan maksud ayat di atas adalah hendaknya manusia berfikir dan introspeksi, bagaimana Allah menyediakan berbagai makanan untuk mereka sebagai bekal kelangsungan hidup mereka.


Sedangkan menurut Qurais Shihab dalam Tafsir al-Misbah dijelaskan, bahwa hendaknya manusia merenungkan, bagaimana Allah mengatur dan menyediakan makanan yang mereka butuhkan.


Berkaitan dengan ayat di atas, dalam tafsir Qurtubi disebutkan:


لَمّا ذَكَرَ جَلَّ ثَناؤُهُ ابْتِداءَ خَلْقِ الإنْسانِ ذَكَرَ ما يَسَّرَ مِن رِزْقِهِ، أيْ فَلْيَنْظُرْ كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ طَعامَهُ. وهَذا النَّظَرُ نَظَرُ القَلْبِ بِالفِكْرِ، أيْ لِيَتَدَبَّرْ كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ طَعامَهُ الَّذِي هُوَ قِوامُ حَياتِهِ، وكَيْفَ هَيَّأ لَهُ أسْبابَ المَعاشِ، لِيَسْتَعِدَّ بِها لِلْمَعادِ


Artinya: Ketika Allah memulai penciptaan manusia, Allah menyebutkan rejeki yang mengiringinya. Maksudnya, hendaknya manusia memikirkan bagaimana Allah memberikan rejeki kepadanya. Berfikir dalam ayat ini adalah merenung dalam hati agar dia bisa berpikir jernih bagaimana Allah memberi anugerah berupa makanan kepadanya sebagai sumber kehidupan dan bagaimana Allah menganugerahi pekerjaan yang menghasilkan rejeki sehingga dia terbantu untuk beribadah.


Makanan dan minuman menjadi penting untuk diperhatikan sebab kebaikan dan keburukan timbul dari kedua hal ini; apabila makanan itu berasal dari perkara yang halal, maka kebaikan akan menyertainya. Sebailknya, jika makanan dan minuman itu berasal dari perkara yang haram, maka keburukan yang akan ia dapat.


Allah berfirman:


وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ


Artinya: Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al A’raf: 157).


Dalam salah satu hadis disebutkan:


عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: (إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاس، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِيْ الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ. أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَىً. أَلا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهيَ اْلقَلْبُ) رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ


Artinya: Diriwayatkan dari Abu ‘Abdillah Nu’man bin Basyir, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara yang haram itu telah jelas. Dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang (samar), tidak diketahui oleh mayoritas manusia. Barang siapa yang menjaga diri dari perkara-perkara samar tersebut, maka dia telah menjaga kesucian agama dan kehormatannya. Barang siapa terjatuh ke dalam perkara syubhat, maka dia telah terjatuh kepada perkara haram, seperti  seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar daerah larangan (hima), dikhawatirkan dia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, bahwa setiap raja itu memiliki area terlarang, ketahuilah bahwa area terlarang milik Allah adalah segala yang Allah haramkan. Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia terdapat sepotong daging. Apabila daging tersebut baik maka baik pula seluruh tubuhnya dan apabila daging tersebut rusak maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah hati. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Dengan demikian sangat jelas sekali bahwa makanan dan minuman adalah anugerah yang Allah berikan untuk manusia itu harus disyukuri, dan direnungkan (introspeksi) betapa luas karunia Allah. Dari sini pula manusia akan berpikir jernih, berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman terkait halal, haram, syubhatnya. 


Editor:

Keislaman Terbaru