Ingin Rambut Terlihat Keren? Ingat Pesan Rasulullah, Bro
Jumat, 5 Agustus 2022 | 11:30 WIB
Ahmad Karomi
Penulis
Rasulullah merupakan suri teladan bagi umat Islam dalam segala aspek; perbuatan, ucapan, bahkan penampilannya. Misal, seseorang yang memanjangkan jenggot jika ditanya terkait jenggot, ia akan menjawab mengikuti penampilan Nabi, termasuk sunnah Nabi, dll.
Begitu pula dengan style rambut panjang, tidak sedikit dari kalangan laki-laki berdalih mengikuti penampilan Nabi Muhammad. Tak ayal trend rambut gondrong bagi laki-laki seringkali mengundang pro-kontra.
Dalam Sunan Tirmidzi 3571 disebutkan bagaimana Sayyidina Ali menggambarkan sosok Rasulullah:
كَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِذَا وَصَفَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمْ يَكُنْ بِالطَّوِيلِ الْمُمَّغِطِ وَلَا بِالْقَصِيرِ الْمُتَرَدِّدِ وَكَانَ رَبْعَةً مِنْ الْقَوْمِ وَلَمْ يَكُنْ بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ وَلَا بِالسَّبِطِ كَانَ جَعْدًا رَجِلًا
Artinya: Saat Ali menggambarkan sosok Rasulullah, ia berkata: Rasulullah adalah sosok yang berperawakan tidak terlalu tinggi dan tidak pula pendek, sedang-sedang, dan rambutnya tidak lurus dan tidak pula keriting, rambutnya lebat. (HR. Tirmidzi)
Berikut beberapa hadits yang dijadikan referensi terkait gaya rambut Nabi:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ أنْبَأَنَا جَزِيْرُ بْنُ حَازِمٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ شَعْرُ رَسُوْلِ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَعْرًا رَجِلاً بَيْنَ أُذُنَيْهِ وَ مَنْكِبَيْهِ. رواه ابن ماجه
Artinya: Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Bakar bin Abu Syaibah; dari Yazid bin Harun; dari Jazir bin Hazim; dari Qatadah; dari Anas: Rambut Rasulullah SAW itu ikal, dan terurai di antara kedua telinga dan bahunya. (Sunan Ibnu Majah, Juz 4: 604)
Hadits di atas secara tekstual dapat dipahami bahwa rambut Nabi termasuk ikal, tidak lurus dan tidak keriting. Sedangkan panjangnya antara dua telinga dan dua pundaknya. Adapun dalam Sahih Bukhari redaksinya sebagai berikut:
عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ شَعَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَانَ شَعَرُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجِلًا لَيْسَ بِالسَّبِطِ وَلَا الْجَعْدِ بَيْنَ أُذُنَيْهِ وَعَاتِقِهِ (رواه البخاري)
Artinya: Diriwayatkan Qatadah, ia berkata, saya bertanya kepada Anas bin Malik terkait rambut Rasulullah, Anas mengatakan bahwa rambut Rasulullah tidak lurus dan tidak pula keriting (ikal) yang terurai antara kedua telinga dan bahunya. (HR. Bukhari)
Kemudian disebutkan pula:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَضْرِبُ شَعَرُهُ مَنْكِبَيْهِ
Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad memanjangkan rambutnya hingga kedua pundaknya. (HR. Bukhari)
Riwayat lain dalam Sunan Nasai dikatakan bahwa panjang rambut Nabi hanya sampai separoh telinga saja:
عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ شَعْرُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَنْصَافِ أُذُنَيْهِ
Artinya: Dari Tsabit dari Anas, ia berkata, rambut Rasulullah menjuntai hingga separoh telinga (HR. Nasai)
Dari paparan beberapa redaksi hadits di atas terdapat perbedaan dalam menyifati rambut Nabi; a) panjang di antara dua telinga dan bahu, b) panjang hingga bahu, c) panjang hingga separoh telinga. Hal ini mengindikasikan bahwa gaya rambut Rasulullah tidak selalu diidentikkan dengan panjang maupun pendek.
Salah satu hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah berpesan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وآله وسلم قَالَ: مَنْ كَانَ لَهُ شَعرٌ فَلْيُكْرِمْهُ
Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa mempunyai rambut hendaklah dia merawatnya dengan baik. (HR Abu Dawud).
Intinya, gaya rambut Nabi Muhamnad itu berubah-ubah, situasional; kadang terlihat pendek, panjang. Namun yang pasti pesan beliau lebih memprioritaskan pada perawatan dan kerapian rambut.
Terpopuler
1
Sound Horeg Diharamkan, Ini Penjelasannya
2
Pondok Besuk Pasuruan: Sound Horeg Hukumnya Haram
3
Di Balik Klaim NU: Membedakan Antara Cinta dan Catut
4
Sejarah dan Alasan Muharram sebagai Bulan Pertama Tahun Hijriyah
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Holiday Pesantren Darun Nun, Tempat Liburan Edukatif yang Menyenangkan bagi Santri Cilik
Terkini
Lihat Semua