• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Inilah Bentuk Ekspresi Cinta kepada Nabi Muhammad

Inilah Bentuk Ekspresi Cinta kepada Nabi Muhammad
Salah satu adegan Sayyidah Aminah bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad dalam film Muhammad: The Messenger of God (Foto:NOJ/mubi)
Salah satu adegan Sayyidah Aminah bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad dalam film Muhammad: The Messenger of God (Foto:NOJ/mubi)

Banyak cara yang dilakukan untuk mengekspresikan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad Saw, seperti sujud syukur, berpuasa, memuji kebesaran nabi, tentunya bersedekah.


Berbicara bersedekah, beberapa daerah memiliki tradisi yang membedakan dengan kawasan lainnya. Baik dari menyajikan tumpeng, aneka buah-buahan yang disusun mengerucut layakanya sebuah gunung, berkat yang diisi dengan ragam makanan, dan lain sebagainya.


Menjamu dan memuliakan tamu (bersedekah) di bulan maulid nabi bagian penting dalam ajaran Islam. Rasulullah bersabda.


وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ


Artinya : Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamu. (HR Bukhari dan Muslim)


Bagi masyarakat Madura, menghidangkan jamuan pada jamaah, diyakini akan mendapat berkah dan balasan yang melimpah. Bahkan, tak ada satupun mencela makanan yang tidak disukai. Jika demikian, tandanya kurang bersyukur.


Imam Ma'ruf al-Karkhi dawuh:


من هيأ طعاما لأجل قراءة مولد النبي صلى الله عليه و سلم و جمع اخوانا و أوقد سراجا و لبس جديدا و تبخر و تعطر تعظيما لمولد النبي صلى الله عليه و سلم حشره الله يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيين فى أعلى عليين


Artinya : Barangsiapa menyediakan makanan untuk pembacaan Maulid Nabi SAW, dan mengumpulkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu, memakai yang baru, mengharumkan tempat dengan semisal membakar dupa harum, memakai minyak wangi, hal itu semua dilakukan karena mengagungkan kelahiran Nabi SAW, niscaya pada hari kiamat Allah akan mengumpulkannya bersama rombongan pertama dari kalangan para nabi di surga 'Illiyyin.


Berangkat dari penjelasan di atas, setiap melantunkan shalawat Barzanji, Diba'i, Simthud Durar dan sejenisnya, biasanya tak lupa menyemprotkan atau mengoleskan wewangian pada jamaah maulid. Karena Rasulullah senang wewangian, Malaikat suka wewangian, bahkan sunnah hukumnya memakai wewangian saat berkumpul dengan orang lain.


Tak hanya itu, setiap menggelar maulid secara perorangan atau kelompok, mereka memiliki niat yang tulus. Ragam doa dibacakan oleh ulama pasca shalawat nabi agar mendapat syafaat nabi dan berkah Allah.


Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah Saw pernah dijamu oleh sahabat. Setelah makan dan minum, sahabat itu meminta nabi mendoakannya. Beliaupun membaca.


اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ


Artinya : Ya Allah, berilah mereka berkah pada apa yang Engkau anugerahkan kepada mereka. Ampunilah mereka dan berikan rahmat kepada mereka.


اَللّٰهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِيْ وَاسْقِ مَنْ سَقَانِيْ، اَللّٰهُمَّ أَمْتِعْهُ بِشَبَابِهِ، اَللّٰهُمَّ جَمِّلْهُ


Artinya : Ya Allah, beri makan orang yang memberiku makan dan beri minum orang yang memberiku minum. Ya Allah, langgengkanlah masa mudanya dan elokkanlah dia.


Dengan demikian, menghidangkan makanan atau menjamu jamaah maulid bagian dari ekspresi syukur. Yang salah adalah mengisi acara maulid dengan kegiatan yang mengarah pada hal-hal yang haram atau keluar dari esensi syukur.


Keislaman Terbaru