• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Mencetak Generasi Muda Berakhlak Mulia

Mencetak Generasi Muda Berakhlak Mulia
Mencetak generasi muda. (NOJ/jatman online)
Mencetak generasi muda. (NOJ/jatman online)

Memasuki zaman yang semakin modern ini tentu kita sibuk dihadapkan ragam persoalan, khususnya bagaimana mengajarkan akhlak kepada anak maupun murid, agar kelak mereka menjadi sosok cerdik cendekia yang berakhlakul karimah. Dalam hal ini, takwa kepada Allah merupakan pondasi awal bagi siapapun, karena di sinilah akhlakul karimah terbentuk.
 

Takwa dalam Kamus Arab Indonesia adalah: Menjadi kuat (ta’ayyada). Sedangkan versi KBBI: Terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, atau bisa juga bermakna kesalehan hidup. 


Shaikh Shakir berpesan dalam kitabnya yang berjudul Washaya: “Jangan engkau pahami bahwa bertakwa kepada Allah adalah sholat, puasa dan ibadah sunnah saja, sebab sesungguhnya bertakwa kepada Allah itu meliputi segala aspek dalam kehidupan ini seperti berbuat baik kepada sesama, saling menolong, jujur, rukun, gotong-royong, maka bertakwalah kepada Allah dengan beribadah sepenuh hati  kepada-Nya, baik ibadah murni maupun sosial, dan jangan engkau sembrono."
 

Shaikh Shakir menambahkan: “Bertakwalah kepada Allah dalam persaudaraanmu dengan cara tidak menyakiti salah satu dari saudara maupun teman-temanmu. Bertakwalah kepada Allah dalam negaramu dengan tidak mengkhianati bangsa-negaramu sendiri, serta menjadikan “musuh negara” sebagai pemimpin. Bertakwalah kepada Allah dalam dirimu sendiri dengan tidak menyia-nyiakan waktu sehatmu, dan tetaplah berbudi pekerti yang baik.”
 

Pesan takwa dari Shaikh Shakir di atas, bila disederhanakan meliputi dua dimensi, yakni takwa vertikal, takwa kepada Allah (hablun minallah) dan takwa horizontal, kesalehan hidup antarsesama (hablun minannas). Hal ini memiliki relasi kuat dengan cita-cita Kiai M Hasyim Asy’ari dalam membentuk generasi muda yang alim dan memiliki pekerti yang baik. 
 

Kiai Hasyim Asy’ari berkata: “Seorang murid sebaiknya menjauhi sifat iri dengki, perbuatan tidak terpuji, agar mudah menerima ilmu, memiliki motivasi yang baik bertujuan untuk menggapai ridha Allah, mengamalkan ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub), bukan bertujuan untuk duniawi.” 
 

Bagi Kiai M Hasyim Asy’ari mereka yang mencari ilmu tergolong jihad fi sabilillah dalam bentuk melawan kebodohan.
 

Simpulan di atas memberi pemahaman bahwa modal utama terbentuknya generasi muda berakhlakul karimah harus didahului dengan takwa, karena takwa adalah akhlak, atau sebuah proses penempaan diri dengan cara menjalankan perintah, menjauhi larangan-Nya disertai peningkatan kesalehan sosial. Bila  hal ini tertancap dalam diri generasi muda millenial, maka dia akan menjadi sosok yang alim dan berakhlakul karimah.


Keislaman Terbaru