• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Keislaman

MotoGP Mandalika Gunakan Pawang Hujan, Bagaimana Hukumnya?

MotoGP Mandalika Gunakan Pawang Hujan, Bagaimana Hukumnya?
Aksi pawang hujan di Sirkuait Mandalika. (Foto: NOJ/Liputan6)
Aksi pawang hujan di Sirkuait Mandalika. (Foto: NOJ/Liputan6)

Ada yang cukup menyita perhatian pada balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat yang berlangsung Ahad (20/03/2022). Bukan semata kemenangan Miguel Oliveira sehingga jadi pembalap pertama yang menyentuh garis finis disusul Fabio Quartararo dan Johann Zarco di podium kedua dan ketiga. Atau kecelakaan yang dialami Marquez sehingga mengakibatkan gegar otak dan gagal bertanding. Yang justru menjadi salah satu pembicaraan adalah kemunculan pawang hujan di lokasi balapan.


Masalahnya, bagaimana hukum menghentikan hujan atau mengalihkan hujan ke tempat yang lain? Apakah hal tersebut dibenarkan dalam Islam?


Harus diketahui bahwa memindah lokasi hujan ke tempat lain, bahkan menghentikannya bukanlah semata keinginan pawang hujan. Semua orang berhak menghindarkan dirinya dari kuyuban air hujan. Bisa dengan berlindung di bawah payung, di balik mantel anti hujan, atau meneduh di bawah pohon. Itu adalah pilihan bebas, sebagaimana seseorang juga bebas memohon kepada Allah SWT Yang Memiliki Kuasa atas Segalanya termasuk juga mengatur hujan.


Sesungguhnya hal ini pernah dilakukan Rasulullah SAW semasa hidupnya sebagaimana diterangkan dalam Sahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas. Bahwa suatu ketika, Nabi pernah berdoa: 


 اللهم حوالينا ولا علينا اللهم على الأكام والظراب وبطون الأودية ومنابت الشجر


Allahumma hawalayna wa la ‘alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari


Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan. 


Doa di atas menunjukkan betapa manusia hanya bisa berdoa mengharap belas kasihan ketika berhadapan dengan kekuatan alam yang merupakan tajjaliy dari Allah SWT. Bahkan hanya sekadar mengatur air pun manusia tidak mampu. 

 


Dengan demikian, kalau kemudian panitia balapan MotoGp Mandalika meminta jasa untuk menghentikan dan mengalihkan hujan ke daerah lain, maka hal tersebut dapat dibenarkan. Soal apakah diijabah Allah SWT? Itu hak prerogatif-Nya.


Keislaman Terbaru