• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Keislaman

Pentingnya Menjaga Lisan dan Tulisan

Pentingnya Menjaga Lisan dan Tulisan
Menjaga lisan dan tulisan dari hal yang buruk merupakan pondasi kerukunan (Foto:NOJ/madaninews)
Menjaga lisan dan tulisan dari hal yang buruk merupakan pondasi kerukunan (Foto:NOJ/madaninews)

Menjaga lisan, tulisan, ujaran buruk seperti ghibah, adu domba, namimah maupun hal-hal buruk lainnya tentu harus dijauhi. Terlebih belakangan ini, era teknologi internet yang memungkinkan terhubung dengan banyak orang dari seluruh penjuru dunia, sehingga interaksi dan komunikasi menjadi hal vital yang dilakukan setiap harinya.


Menjaga lisan sama dengan menjaga ketikan jari agar tidak menyampaikan komentar-komentar yang menyakiti atau menyinggung orang lain di media sosial. Sebab banyak orang masuk surga karena lisannya dan banyak pula yang terjerumus ke dalam neraka akibat lisannya.


Hal tersebut berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Imam Bukhari dalam sahihnya, no. 6478 dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya, no. 3970

 

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللّٰهِ لَا يُلْقِيْ لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللّٰهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللّٰهِ لَا يُلْقِيْ لَهَا بَالًا يَهْوِيْ بِهَا فِيْ جَهَنَّمَ

 

Artinya: Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentang sesuatu yang diridhai Allah yang tidak ia sadari, sehingga Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentang suatu yang dimurkai Allah, yang tidak ia sadari, ternyata menghempaskan dirinya ke dalam Neraka Jahannam.


Senada dengan hal itu, sabda Rasulullah SAW lainnya adalah:


ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]


Artinya: Alangkah sedihnya ibumu wahai Mu'adz, bukankah manusia dilemparkan ke dalam neraka dengan keadaan tersungkur mukanya tidak lain karena hasil buah lisannya? (HR. At-Tirmidzi no.2616)


Terdapat sebuah kisah manakala Siti Aisyah cemburu terhadap Shafiyah yang juga merupakan istri Nabi Muhammad. Siti Aisyah mengatakan bahwa Shafiyah adalah perempuan yang pendek. Perkataan ini bila dikontekstualisasikan pada saat ini mirip dengan istilah body shaming/bullying.


Kemudian Rasulullah SAW bersabda:


لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ

 

Artinya: Sesungguhnya kamu telah mengatakan suatu ucapan, yang jika dicampur dengan air laut, niscaya akan menjadikannya keruh. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)


Pesan dari hadits di atas sangat jelas, bahwa wajib menjaga lisan, menjaga tulisan maupun komentar di dunia nyata maupun medsos yang berpotensi menyinggung perasaan. Harus saling menghargai dan menjaga perasaan orang lain, sekalipun dalam banyak keadaan yang sebenarnya sulit untuk kita kendalikan, seperti kemarahan dan cemburunya perempuan. Namun, dengan mengembalikan semuanya kepada Yang Kuasa, maka segala kerumitan kita akan disederhanakan.


Keislaman Terbaru