Faktor-faktor KDRT dan Cara Mencegahnya Menurut Ketua LKKNU Sumenep
Rabu, 9 Oktober 2024 | 20:00 WIB
Moh. Khoirus Shadiqin
Kontributor
Sumenep, NU Online JatimÂ
Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kian banyak dikabarkan dan menyita banyak atensi dari berbagai kalangan. Belakangan, beberapa kasus tersebut ditemukan tak terkecuali di Kabupaten Sumenep. Menyikapi hal tersebut, Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Sumenep, Raudlatun mengurai beberapa faktor KDRT dan cara mencegahnya.
"Faktor yang menyebabkan KDRT yang pertama adalah hubungan relasi kuasa. Jadi relasi yang dibangun dalam keluarga itu adalah relasi kuasa bukan relasi kemitraan antar pasangan," paparnya pada NU Online Jatim, Rabu (09/10/2024).
Yang kedua adalah budaya patriarki dimana seakan-akan laki-laki itu adalah nomor satu dalam keluarga. Dalam sistem ini, peran dan tanggung jawab laki-laki dianggap lebih penting dibandingkan perempuan. Padahal, keduanya sama-sama memiliki peranan yang vital dalam menjalani bahtera rumah tangga.
"Ketiga, adalah pemahaman atau penafsiran yang masih bias dalam agama. Sehingga beberapa orang melanggengkan bahwa perempuan boleh dipukul dengan alasan untuk mendidik," ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk terhindar dari KDRT tersebut maka pasangan suami istri perlu membuat pondasi dalam menjadi kehidupan rumah tangga. Salah satu konsep rumah tangga yang baik telah diajarkan oleh Alissa Wahid putri mendiang KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa dengan Gus Dur.
"Hubungan keluarga yang baik tidak lepas dari bahan bakar cinta yang dibuat oleh Ning Alissa Wahid konsepnya. Yang pertama adalah sentuhan fisik, misalnya ketika mau berpergian saling bersalaman, berciuman dan bermesraan," kata aktivis perempuan tersebut.
Kemudian, lanjutnya, pasangan suami istri harus saling menguatkan satu sama lain. Hal ini sangat penting agar terhindar dari rasa frustasi dan saling menjatuhkan. Jika hal ini dilakukan maka setiap pasangan akan merasa nyaman dan harmonis.
"Ciptakan kata-kata penguat, dimana suami istri saling menguatkan bukan saling menjatuhkan," tambahnya.
Yang ketiga, adalah saling mengapresiasi. Dukungan dari keluarga sangat penting untuk kesuksesan satu sama lain. Dengan diapresiasi, anggota keluarga merasa dihargai, mereka lebih mungkin untuk menunjukkan perilaku positif dan mendukung satu sama lain. Apresiasi dan dukungan emosional juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
"Kemudian yang ke empat adalah quality time. Hubungan suami istri akan harmonis jika bahan bakar cintanya terus dipompa dalam keluarga kita," pungkasnya.
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim dan MMB SPS Unair, Bersatu Hadapi Bencana
2
Gerakan Koin sebagai Pilar Kemandirian dan Konsolidasi NU
3
20 Dai Muda Jatim Resmi Jadi Kader Kemenag RI, Siap Berdakwah di Era Digital
4
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
5
LF PBNU Tetapkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025
6
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
Terkini
Lihat Semua