Gathering Ramadhan, Ketua LP Ma'arif NU Bangkalan Ulas Literasi dan Nilai Akademik
Senin, 17 Maret 2025 | 14:00 WIB

Ketua PC LP Ma'arif NU Bangkalan, Moh Hafidz (tengah) saat memberikan ulasan di acara gathering ramadhan 2. (Foto: NOJ/tangkapan layar YouTube NUBA TV)
Ryan Syarif Hidayatullah
Kontributor
Bangkalan, NU Online JatimÂ
Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Bangkalan, Moh Hafidz menyampaikan, kajian-kajian literasi saat ini banyak dipengaruhi oleh Eropa. Bagaimana literasi itu diinstitusionalkan? Siapa yang berhak mendefinisikan tentang literasi, maka dia yang akan mendominasi tentang literasi itu sendiri.
Hal ini disampaikannya saat acara Gathering Ramadhan 2 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama IPNU dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Bangkalan bertajuk 'Pentingnya Nilai-nilai Akademik dan Spiritual di Lembaga Pendidikan' di The Sky Cafe Bangkalan pada Ahad (16/03/2025).
"Nilai akademik dalam literasi yaitu critical thinking atau berpikir kritis. Ketika dosen memberikan penjelasan yang penting di share di grup, ternyata mahasiswa itu bisa mengevaluasi tentang langkah-langkah kegiatan serta konten-konten yang diberikan, itu sudah ada nilai akademiknya," ujarnya.
Menurutnya, selama materi-materi perkuliahan itu dikomunikasikan dengan mahasiswa, sedangkan mahasiswa itu paham tentang materi-materi yang disampaikan oleh dosen, itu sudah termasuk nilai akademik yang dibangun oleh dosen.Â
"Dalam dunia akademik perlu mempunyai tanggung jawab yang besar, baik itu dosen maupun mahasiswa. Karena nilai-nilai akademik kalo tidak dikembangkan dalam lembaga pendidikan mulai dari bawah hingga ke atas sangat mengiriskan," terangnya.
Hafidz menjelaskan, ketika dosen menyampaikan sesuatu dianggap salah, dampaknya mempersempit pola berfikir. Artinya jika nilai-nilai akademik masih memunculkan justifikasi, maka perlu ditingkatkan lagi budaya-budaya akademik sehingga banyak perspektif antara dosen dan mahasiswa.Â
"Perlunya perspektif itu untuk meningkatkan budaya akademik, bukan budaya saling menyalahkan, sehingga proses keilmuan ini akan terus berkembang. Generasi yang relevan itu generasi yang selalu mementingkan akademik sebagai prioritas dan spiritualitas," pungkasnya.
Terpopuler
1
Sejarah Singkat dan Amaliyah yang Disarankan saat Rebo Wekasan
2
Hukum Melaksanakan Ibadah Khusus pada Rebo Wekasan
3
Rebo Wekasan, Berikut Anjuran Menulis 7 Ayat Selamat dalam Kitab Kanzun Naja
4
KH Idris Hamid Pasuruan Sebut Kemerdekaan Indonesia Buah Doa Para Ulama
5
Pesantren Mahika Sidoarjo Tunjukkan Semangat Nasionalisme Lewat Pawai Kebangsaan
6
Makna Kemerdekaan menurut Ketua Fatayat NU Probolinggo
Terkini
Lihat Semua