• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Malang Raya

4 Pesan Gus Miftah dalam Tabligh Akbar IPNU IPPNU UIN Maliki Malang

4 Pesan Gus Miftah dalam Tabligh Akbar IPNU IPPNU UIN Maliki Malang
Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) saat tabligh akbar bertajuk ‘Kolaborasi Pelajar NU Dalam Menyongsong Era Kebangkitan Baru’ yang diselenggarakan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sabtu (25/02/2023). (Foto: NOJ/Doc Panitia)
Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) saat tabligh akbar bertajuk ‘Kolaborasi Pelajar NU Dalam Menyongsong Era Kebangkitan Baru’ yang diselenggarakan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sabtu (25/02/2023). (Foto: NOJ/Doc Panitia)

Malang, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) ingatkan 4 hal penting dalam menjalankan kehidupan. Pesan tersebut disampaikannya saat menghadiri tabligh akbar bertajuk ‘Kolaborasi Pelajar NU Dalam Menyongsong Era Kebangkitan Baru’.

 

Kegiatan itu diselenggarakan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sabtu (25/02/2023). Kegiatan ini digelar dalam rangka 1 Abad NU serta Hari Lahir (Harlah) ke-69 IPNU dan ke-68 IPPNU.

 

“Kita tidak pernah tau masa depan kita seperti apa, kadang-kadang sesuatu yang kita inginkan itu tidak baik bagi kita. Saya dulu punya cita-cita menjadi dosen, kalau seandainya Allah kabulkan, mungkin nasib saya tidak seperti saat ini. Saya dulu lihat dosen itu enak, mudah menakuti mahasiswa, apalagi dosen-dosen diktator. Ternyata rahasia hidup itu dalam kehendak Allah. Sesuatu yang kita impikan belum tentu baik untuk kita. Yang jelas saya punya prinsip, bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi,” kata Gus Miftah.

 

Ia juga menjelaskan bahwa dalam menjalani kehidupan tidak harus mendengarkan gunjingan orang lain yang cenderung merobohkan semangat untuk berjuang.

 

“Adik-adik sekalian, ketika ada orang lain membicarakan keburukanmu, kamu sakit hati maka yang salah itu kamu. Karena kamulah yang memindahkan kalimat itu dari telingamu ke dalam hatimu. Maka saya bilang, kita tidak bisa ngatur ombak tapi kita bisa belajar berselancar, kamu tidak bisa ngatur omongan orang lain kepadamu, tapi kamu bisa ngatur bagaimana menghadapi omongan orang lain kepada kamu. Karena sejatinya yang ada itu hanya orang susah menggunjing orang senang, bukan sebaliknya,” tambah kiai nyentrik berkaca mata hitam tersebut.

 

Gus Miftah juga menjelaskan bahwa dalam menjalankan kehidupan tentunya dibutuhkan sebuah komunikasi, agar tidak salah arah dan tujuannya.

 

“Penting bagi kalian memahami komunikasi yang baik. Dosenmu itu banyak yang pintar dan alim, kenapa ketika dakwah di masyarakat tidak diterima, karena tidak mempunyai bahasa yang baik. Makanya kenapa Kanjeng Nabi menyampaikan khotibunnas ala qodri uqulihim, berbicara kepada manusia sesuai dengan kemampuan akal mereka,” jelas kiai kelahiran 5 Agustus 1981 tersebut.

 

Keturunan ke-9 KH Muhammad Ageng Besari, Tegalsari, Ponorogo tersebut juga memaparkan bahwa dalam menjalani kehidupan tentuya dibutuhkan sebuah kolaborasii, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

 

“Terakhir, era ini penting untuk kolaborasi satu sama lain, karena afdholul 'amali bil jamaah. Kita butuh orang lain untuk berkreasi. Kalian harus tau bahwa kadang-kadang rezeki kita itu juga tergantung orang lain,” tutupnya.

 

Sebagai informasi dalam kesempatan ini turut hadir diantaranya Rais Syiriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, KH Chamzawi, Dewan Pengasuh Ma’had Al-Jami’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dr Hj Sulalah, Duet Munsyid Viral, Cak Fandy dan Guas Azmi Askandar.


Malang Raya Terbaru