• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Malang Raya

Buku 'Laskar Hizbullah', Kisah Perlawanan Berbasis Pesantren Pasca Kemerdekaan

Buku 'Laskar Hizbullah', Kisah Perlawanan Berbasis Pesantren Pasca Kemerdekaan
Arif Wibisono, penulis buku 'Perjalanan Perjuangan Laskar Hizbullah Kota Malang'. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)
Arif Wibisono, penulis buku 'Perjalanan Perjuangan Laskar Hizbullah Kota Malang'. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)

Malang, NU Online Jatim

Perlawanan pasca kemerdekaan di berbagai daerah dilakukan tidak lain untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Laskar Hizbullah menjadi salah satu pasukan perlawanan dari masyarakat yang berbasis di pesantren kepada penjajah pasca kemerdekaan.

 

Penjelasan sebagaimana dimaksud diulas tuntas dalam buku 'Perjalanan Perjuangan Laskar Hizbullah Kota Malang' karya Arief Wibisono. Disebutkan, perlawanan dari kalangan pesantren tersebut memperoleh pujian dari pendukung pemimpin di Indonesia. Karena pada zaman penjajahan Jepang dan Belanda, bendera Islam dianggap sudah tidak lagi menarik di Indonesia atau sebagai sumber ajakan yang tidak memadai dalam menghadapi pendudukan penjajah.

 

"Laskar Hizbullah muncul sebagai sebuah laskar kerakyatan yang khas karena mengadopsi pendidikan di pondok pesantren. Karena fungsinya sebagai kekuatan untuk melawan penjajah," katanya saat ditemui di kediamannya, Jalan KH Hasyim Ashari No 21 Kota Malang, Ahad (12/09/2021).

 

Dalam buku setebal 125 halaman tersebut, menurut Arif, memiliki arti penting bahwa Laskar Hizbullah semakin meningkat dengan kemenangannya yang dicapai pada tanggal 10 Nopember 1946. Ketika operasi militer yang dilakukan Hizbullah memaksa Belanda menarik diri dari Kota Surabaya.

 

Ia mengungkapkan, buku yang diterbitkan MNC Publishing ini tidak selalu mulus dalam penulisannya. Beberapa hambatan kerap melingkupinya. Namun, usaha untuk mencari ikhtisar terus dilakukan agar mendapatkan jawaban yang akurat.

 

"Alhamdulillah, proses ini diberi kemudahan oleh Allah. Termasuk saat melakukan wawancara dan menggali informasi ke beberapa keluarga Kiai Mukti dan H Umar Maksum, seorang tokoh Laskar Hizbullah di Kota Malang. Kemudian saat menghubungi Laskar Kerakyatan Hizbullah alhamdulillah juga diberi kemudahan," ungkap pria yang berusia 45 tahun ini.

 

Menurut Arif, proses penulisan buku tersebut sudah lama berjalan. Bahkan, pencarian datanya berjalan sekitar enam bulan. Hingga kemudian dilanjut dengan diskusi-diskusi dengan pihak keluarga untuk menemukan data yang valid.

 

Menurutnya, data sebetulnya sudah berjalan sekitar enam bulan, gagasan-gagasan itu dibicarakan lebih lanjut kepada keluarga.

 

“Datanya sebenarnya sudah terpampang secara fisik di rumah narasumber, sehingga tinggal meminta izin untuk mengangkatnya jadi sebuah buku,” tuturnya.

 

Hal yang membedakan Laskar Hizbullah dengan kegiatan perlawanan lainnya terletak dari penguatan pendidikan. Awalnya Hizbullah memang tidak ada dasar militer, tapi di pendidikan Jepang laskar di latih oleh Jepang di Cisarua Bogor.

 

"Saat itu Kiai Mukti di bidang penggemblengan secara mental rohani. Sedang fisiknya dilatih oleh Daigus secara militer," jelas lulusan Unmer Malang ini.

 

Arif mengatakan, hadirnya buku sejarah di Kota Malang sejatinya digunakan untuk menarik simpul-simpul pokok bagi karya akademik lebih lanjut tentang Hizbullah. "Baik yang ingin sekedar bernostalgia atau meneliti lebih lanjut sepak terjang Hizbullah di Kota Malang," jelasnya.

 

Editor: A Habiburrahman


Malang Raya Terbaru