• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 27 Maret 2025

Malang Raya

Cerita Uqba, Dari Penjaga Konter hingga Penerima Beasiswa LPDP

Cerita Uqba, Dari Penjaga Konter hingga Penerima Beasiswa LPDP
M Sholih Salimul Uqba penerima beasiswa LPDP. (Foto: NOJ/ISt)
M Sholih Salimul Uqba penerima beasiswa LPDP. (Foto: NOJ/ISt)

Malang, NU Online Jatim

Melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi menjadi impian banyak pemuda masa kini, tak terkecuali M. Sholih Salimul Uqba, alumni Pondok Pesantren Salafiyah Al-Ittihad Putra, Poncokusumo, Kabupaten Malang atas kegigihannya serta kepatuhan kepada orang tua, ia berhasil meraih kesempatan emas untuk melanjutkan studi S2 melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).


“Setelah menyelesaikan studi S1, saya memiliki keinginan dan harapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, saya menyadari bahwa saya berasal dari keluarga yang sederhana. Selama menjalani studi S1, saya bersyukur karena mendapatkan beasiswa Bidikmisi,” katanya kepada NU Online Jatim, Jum’at (14/02/2025).


Menurut Uqba sapaan akrabnya, saat pandemi Covid-19, sekitar semester 4 perkuliahan dilaksanakan secara daring sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Karena tidak ada aktivitas ke kampus, ia memutuskan untuk membantu pamannya yang memiliki konter di daerah Wajak. Ia ikut menjaga konter tersebut karena perkuliahan tatap muka tidak dilaksanakan. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa dirinya memulai studi S1 pada tahun 2018 di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab.


“Setelah menyelesaikan skripsi pada tahun 2022, sambil menunggu jadwal wisuda, saya memberanikan diri untuk berbicara kepada ibu. Saya menyampaikan keinginan untuk membuka usaha konter sendiri karena selama lebih dari satu tahun menjaga konter paman, saya mulai memahami bisnis, peluang usaha, serta layanan servis ponsel. Saya pun merasa lebih tertarik menjalankan bisnis daripada bekerja sesuai dengan bidang studi saya di pendidikan,” terangnya.


Namun, saat itu ibunya langsung menolak, ibunya berpendapat bahwa ilmu yang telah saya peroleh sayang jika tidak diamalkan. Menurutnya, lebih baik ia mencoba mengajar terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia bisnis. Akhirnya, ia mengikuti saran ibu dan mendaftarkan diri sebagai guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Ulum Gadungan Poncokusumo.


“Alhamdulillah, saya diterima sebagai guru di MI Nurul Ulum. Pada saat itu, saya sama sekali belum mengetahui tentang beasiswa LPDP. Hingga suatu hari, di tengah kesibukan mengajar, saya melihat unggahan cerita teman di media sosial tentang LPDP, beasiswa untuk studi S2 dan S3. Saya mencari informasi lebih lanjut,” ungkap mantan Pengurus Biro Media & Jaringan Rayon PMII Kawah Chondrodimuko UIN Maliki Malang tersebut.


Uqba menjelaskan, setelah Surat Keterangan Lulus (SKL) keluar dalam beberapa bulan saja ia semakin yakin untuk mendaftar beasiswa LPDP. Adapun persyaratan seperti esai dan TOEFL tidak dipersiapkannya dengan matang karena baru mengetahui informasi tentang LPDP secara mendadak. Meskipun demikian, ia tetap berusaha semaksimal mungkin untuk melengkapi semua persyaratan dengan baik.


Ia berpendapat bahwa saat ini LPDP sedang sangat popular, informasi mengenai LPDP dapat diakses dengan mudah melalui berbagai platform. Selain itu, banyak lembaga yang menyelenggarakan webinar, tryout, serta pelatihan mengenai pembuatan esai, strategi menghadapi Tes Bakat Skolastik (TBS), hingga simulasi wawancara.


“Oleh karena itu, tinggal bagaimana kita memanfaatkan gawai dan laptop untuk mencari informasi sebanyak mungkin.  Selain itu, sangat penting untuk memahami pedoman yang telah ditetapkan. Menurut saya, proses seleksi LPDP sangat ketat, terutama dalam hal administrasi. Jika tidak sesuai dengan buku panduan, maka berkas yang diajukan bisa langsung ditolak. Oleh karena itu, pastikan untuk mempersiapkan semua persyaratan dengan maksimal sesuai ketentuan LPDP,” jelasnya.


Uqba menyebut, setelah lolos tahap administrasi, calon penerima beasiswa LPDP yang belum memiliki LoA akan menjalani Tes Bakat Skolastik (TBS). Untuk menghadapi tes tersebut, diperlukan persiapan yang matang. Jika lolos TBS, tahap selanjutnya adalah tes akhir, yaitu wawancara.


​​​​​​​“Oleh karena itu, tips untuk wawancara adalah membaca kembali esai tersebut, kemudian memperkuat isinya. Mungkin akan ada pertanyaan mengenai rencana kontribusi ke depan, alasan melanjutkan studi, dan apa yang akan dilakukan setelah lulus. Jadi, saat wawancara usahakan tetap tenang dan jadilah diri sendiri. Jangan berbohong saat menjawab pertanyaan, dan hindari terlalu menyombongkan diri. Intinya, tetaplah jujur,” tandasnya.


Malang Raya Terbaru