• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Malang Raya

Cerita Zahrotuttakiyah, Santri Lolos Bidikmisi serta CPNS hingga Awardee LPDP

Cerita Zahrotuttakiyah, Santri Lolos Bidikmisi serta CPNS hingga Awardee LPDP
Zahrotuttakiyah, peraih LPDP. Foto: Istimewa
Zahrotuttakiyah, peraih LPDP. Foto: Istimewa

MalangNU Online Jatim

Zahrotuttakiyah merupakan sosok santriwati alumni Pondok Pesantren Ibnu Hajar, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban  yang berhasil meraih beasiswa Bidikmisi tahun 2015. Ia juga berhasil lolos CPNS, termasuk calon awardee LPDP 2021.


Torehan prestasi tersebut diraih perempuan asal Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang ini tidak mudah.


"Saat itu, mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2015 yang diterima Bidikmisi sebanyak 150 orang. Hemat saya, untuk mendapatkan Bidikmisi itu bukan dimulai dari proses seleksi, tetapi dimulai dari tekad kita, mau atau tidak," kata perempuan yang biasa disapa Kiky ini ditemui NU Online Jatim di kediamannya, Senin (28/11/2022).


Ia menjelaskan, beasiswa Bidikmisi dapat diraihnya setelah diterima sebagai Mahasiswa Fisika UIN Maliki Malang tahun 2015 melalui jalur SNMPTN.


"Jadi, dulu harus lulus SNMPTN dulu, baru daftar Bidikmisi. Butuh tekad yang kuat. Karena, saat itu pengumuman SNMPTN hari Sabtu sore, sedangkan pendaftaran Bidikmisi dimulai Sabtu dan ditutup hari Senin," tambah perempuan kelahiran Rembang, 3 Desember 1997 tersebut.


Kiky melanjutkan, saat itu dirinya baru bisa ke sekolah di SMAN 1 Bancar Kabupaten Tuban untuk bertemu pihak sekolah.


"Senin baru bisa ke sekolah ketemu sama guru-guru untuk mengurus administrasi. Saat itu ada istilah konfirmasi. Guru saya saat itu bilang harus bayar untuk Ma'had, namun saya hendak mengurungkan niat karena belum adanya biaya. Tetapi dicarikan solusi oleh guru tersebut akhirnya ketemu Bidikmisi. Sedangkan hari itu adalah pendaftaran terakhir," terangnya.


Mantan Guru SDI Cahaya Permata, Dau, Malang ini menceritakan, dirinya saat itu langsung pulang ke Rembang untuk melengkapi persyaratan yang dibutuhkan guna kelengkapan Pendaftaran Beasiswa Bidikmisi.


"Setelah Ashar saya coba mengirimkan kelengkapan persyaratan ke Pos Kilat ke dua kantor pos berbeda. Namun sayang, pengiriman di dua kantor pos kilat tersebut sudah berangkat. Akhirnya saya memutuskan pulang ke Pondok Ibnu Hajar dan menyampaikan kepada pengasuh pondok," tambahnya.


Kebetulan anaknya pengasuh pondok ada yang diterima Bidikmisi di UIN Maliki Malang angkatan tahun 2013.


"Setelah dicoba menghubungi, saya diarahkan untuk langsung ke UIN Malang untuk kemudian diantarkan anaknya Abah (pengaush pondok) ke kemahasiswaan keesokan harinya. Karena saat itu saya belum pernah keluar kota dan belum berani keluar kota, akhirnya saya diantar Abah Kiai," urainya.


Istri Ainur Rifqi tersebut menyampaikan, pada saat itu pengasuh pondok langsung mengutusnya untuk pulang dan berpamitan kepada orang tua bahwa akan pergi ke Malang.


"Mungkin ini jalannya. Ternyata setelah pulang, saya cek berkah lagi, ternyata berkas yang akan dikirim tersebut kurang KK. Selanjutnya, saya dan Abah berangkat ke Malang. Saat sampai tiba di Malang, saya dan Abah diantar menemui kemahasiswaan. Ternyata hari itu pengumpulan berkas diperpanjang sampai jam 12 siang. Alhamdulillah, sekira jam 1 siang ada SMS masuk, dan akhirnya saya diterima," ungkapnya.


Setelah masa pendidikan S-1 selesai, Kiky berupaya meniti karir mulai dari Admin Yayasan Puncak Permata, Dau, Guru SDI Cahaya Permata, Dau, dan Pranata Laboratorium Pendidikan UIN Maliki Malang (CPNS). Hingga kemudian pada tahun 2021, Kiky berupaya mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan Beasiswa LPDP.


"Beasiswa LPDP sistemnya setiap tahunnya berubah. Saat itu pilihan pertama saya yakni Pendidikan Fisika UM. Kedua yakni Pendidikan Fisika UNY. Ketiga yakni Pendidikan Fisika UPI. Namun, pilihan tersebut tidak menentukan," jelasnya.


Menurut Kiky, untuk meraih Beasiswa LPDP harus melalui 3 tahap seleksi, yaitu seleksi administrasi, bakat skolastik, dan wawancara.


"Tipsnya yakni seleksi administrasi, apa yang LPDB minta, kasih. Tidak perlu bagus, yang penting lengkap, tetapi harus realistis. Kemudian, seleksi bakat skolastik perlu belajar yang ulet memang, karena levelnya lebih sulit dari CPNS. Cara belajarnya banyak di berbagai platform digital. Selanjutnya, seleksi wawancara dilakukan dengan apa adanya, tidak usah melebih-lebihkan dan jangan menjawab jawaban yang memancing pertanyaan lain. Tentunya jangan lupa minta do’a restu orang tua dan guru," bebernya.


Kiky bersyukur karena dirinya termasuk dalam ribuan peserta yang lolos sebagai Calon Awardee LPDP 2021 usai melalui 3 tahap seleksi.


"Dari dinyatakan lolos wawancara, kami dikasih waktu 18 bulan untuk mendapatkan surat keterangan LoA. Kala itu ada tambahan 6 bulan karena Pandemi Covid-19. Kemudian, Calon Awardee LPDP yang diterima CPNS ada perpanjangan 1 tahun lagi. Karena, LPDP ndak boleh nyambi. Jadikan CPNS menjadi PNS, setelah itu baru cuti kerja," jelasnya.


Perempuan yang saat ini bertempat tinggal di Kecamatan Dau ini juga berprasangka jika LPDP dan CPNS sudah sama-sama tahu aturannya satu sama lain.


"Mungkin sudah sama-sama tahu aturan. Soalnya, peraturan CPNS baru dapat mengajukan cuti setelah 1 tahun bekerja sebagai PNS. Jadi, saya TMT CPNS mulai Maret 2022, kemungkinan bisa jadi PNS Maret 2023,  dan baru bisa tugas belajar (cuti) Maret 2024. Insyaallah masih ada kemungkinan untuk melanjutkan studi," pungkasnya.


Editor:

Malang Raya Terbaru