• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 19 Mei 2024

Malang Raya

Halal Bihalal NU di Malang, Gus Najib Ingatkan 5 Kesadaran Jadi Pengurus

Halal Bihalal NU di Malang, Gus Najib Ingatkan 5 Kesadaran Jadi Pengurus
Gus Najib saat menyampaikan mauidhoh hasanah dalam acara halal bihalal MWCNU Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. (Foto: NOJ/Hilyatul Maknunah)
Gus Najib saat menyampaikan mauidhoh hasanah dalam acara halal bihalal MWCNU Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. (Foto: NOJ/Hilyatul Maknunah)

Malang, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Madienah Denanyar, Jombang, KH M Najib Muhammad atau akrab disapa Gus Najib menjelaskan 5 kesadaran yang harus ditanamkan oleh Nahdliyin utamanya bagi para pengurus NU.


Penjelasan tersebut disampaikan saat acara halal bihalal Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang yang bertempat di lantai 2 kantor MWCNU setempat Sabtu (04/05/2024).


Gus Najib mengatakan, NU bukanlah sekadar gerakan dalam arti sempit, tetapi harus memiliki visi misi yang jelas, selaras dengan tujuan pendiriannya serta gerakan penuh kesadaran.  


"Dari perjalanan NU, yang paling pokok adalah harus menanamkan 5 kesadaran, dan ini sangat penting untuk dimiliki utamanya untuk para pengurus NU," ujarnya.


5 kesadaran tersebut di antaranya yakni kesadaran beragama, berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apabila 5 kesadaran ini diurai ke dalam peran sosial di masyarakat, di antaranya yang pertama al Wa’yu ad-Diniy atau kesadaran beragama.


"Pengurus NU harus memperhatikan relasi vertikal kepada Allah, kita merupakan hamba Allah yang berkewajiban menyembah dan mengagungkan-Nya dalam ibadah-ibadah wajib dan sunah serta bergantung hanya kepada-Nya,” jelas pria kelahiran Kabupaten Tuban tersebut.


Kesadaran kedua, lanjut Gus Najib adalah kesadaran ilmiah atau al-Wa’yu al-Ilmi yang implementasinya adalah senantiasa memelihara semangat keilmiahan dengan terus belajar dan tak bosan untuk senantiasa menambah ilmu.


“Kesadaran yang ketiga adalah kesadaran berbangsa dan bernegara atau al-Wa’yu al-Wathoni di mana kita harus mengambil peran dalam percaturan politik dan kemasyarakatan,” paparnya.


Kesadaran yang keempat yaitu kesadaran bermasyarakat atau al-Wa’yu al-Itima’i di mana Nahdliyin utamanya pengurus NU harus aktif dalam masyarakatnya dalam bidang-bidang yang luas dengan tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.


Kesadaran yang terakhir adalah kesadaran berorganisasi atau al-Wa’yu an-Nidzami. Kesadaran ini sangat penting karena didasarkan pada pemikiran bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.


“Saya berharap 5 kesadaran ini harus menjadi pedoman bagi Nahdliyin utamanya pengurus agar bisa menjadi gerakan aktif yang siap hidup dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di manapun berada,” pungkasnya.


Malang Raya Terbaru